EDITORNEWS – Kejadian bermula sekitar pukul 9.15 WIB penjemputan offline atau tanpa melalui aplikasi. Seorang pengemudi daring kedua bannya di kempesi di Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Aan, 38 tahun, seorang pengemudi daring berjanji menjemput rekannya dari Stasiun Pasar Turi Surabaya dengan tujuan Gresik.
Kemudian pada pukul 9.30 WIB disaat penumpang sudah berada didalam mobil, ada 2 orang membuntuti dan menyuruhnya untuk menepikan kendaraannya. Dengan alasan ingin berbicara, Aan menurutinya.
Baca Juga: Pemberian Vaksinasi untuk Tenaga Pendidikan DKI Jakarta di Mulai Dini Hari
Baca Juga: BLT Subsidi Gaji 2021 Segera Cair, Simak Syarat Penerimanya
Terjadi adu argumen dengan alasan bahwa penumpang memesan melalui aplikasi. Hal ini disanggah oleh pengemudi.
Dan saat itulah muncul beberapa orang lainnya dari paguyuban taksi lokal stasiun.
“Memang sebelumnya penumpang saya ditawari oleh tukang becak dan angkutan setempat. Tetapi dijawab bahwa saya sudah dijemput oleh saudara saya,” ujarnya.
Akan tetapi alasan penumpang tersebut tidak digubris oleh pengemudi taksi lokal. Dan terjadi adu mulut.
Aan sudah menjelaskan bahwa yang dijemput merupakan penjemputan offline. Dan sudah berkomunikasi beberapa hari sebelumnya melalui pesan WA. Dan di hal itu dibenarkan oleh penumpangnya.
Baca Juga: Pemerintah Pusat Telah Mengeluarkan Inpres Tentang Percepatan Pembangunan di Papua
Pada saat itulah mobil yang dikendarai oleh Aan dikempesi. Tak hanya satu melainkan kedua ban belakang dikempesi, bahkan pentil ban pun dibuang.
Hal ini yang membuat Aan meminta bantuan melalui komunitas di grup WhatsApp. Tak beberapa lama kemudian bantuan dari komunitas driver online datang. Dan semakin lama semakin banyak yang berdatangan.
Mereka mencari yang mengempesi ban, Akan tetapi tidak ada seorangpun pengemudi lokal yang tampak. Bahkan mobil yang biasanya terparkir di sebelah utara stasiunpun tidak ada.
Mereka menuntut dan mencari yang melakukan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh pengemudi lokal stasiun. Para pengemudi daring tersebut berkumpul dan bergerombol di lobby Stasiun Pasar Turi.
Tidak terima bila di gembosi dan pentil ban dibuang.“Itu pengerusakan aset,” teriak seorang pengemudi.
Setelah sekian lama menunggu, pukul 11.40 WIB. Perwakilan dari pengemudi online keluar dan menjelaskan dan memohon untuk bersabar.
Pihak KAI membutuhkan waktu untuk melakukan investigasi kejadian tersebut. Dan akan segera di update hasilnya dan diberitahukan kepada pengemudi daring.
Perwakilan driver online yang melakukan mediasi meminta agar rekan-rekannya tetap kompak dalam bekerja. Kita akan menuntut dan akan datang kembali jika tidak ada jawaban pasti dalam 3 hari, ujarnya.
Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa pihaknya akan mengawal kejadian ini. Meminta agar para pengemudi bisa kembali mencari order dan meninggalkan tempat dengan tertib.***