Google Meminta Keadilan Kepada Inggris Terkait Regulasi Antitrust Microsoft

- 1 Desember 2023, 18:02 WIB
Begini Cara Hapus Riwayat Internet di Google Dengan Mudah dan Praktis
Begini Cara Hapus Riwayat Internet di Google Dengan Mudah dan Praktis /*/mantrasukabumi.com

EDITORNEWS.ID - Dominasi pasar cloud yang dimiliki oleh Microsoft dan Amazon telah diawasi dengan ketat oleh berbagai pihak regulator di Inggris, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

Atas dominasi yang dimiliki oleh Microsoft, Google meminta regulator antitrust untuk mengambil langkah. Menurut mereka, praktik bisnis yang dilakukan oleh perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates ini, menyebabkan saingannya mengalami kerugian yang cukup besar, menurut sebuah surat yang dilihat oleh Reuters.

Competition and Markets Authority (CMA) telah melakukan penyelidikan terkait industri cloud pada bulan Oktober kemarin, menyusul rujukan dari regulator media Ofcom yang menyoroti dominasi Amazon dan Microsoft di pasar.

Di tahun 2022, Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure memiliki gabungan 70 hingga 80 persen pangsa pasar layanan cloud Inggris, dengan diikuti cloud Google yang memegang pangsa pasar yang cenderung rendah sebesar 5 hingga 10 persen saja.

Baca Juga: Penyesuaian Kecil pada Router Wifi dapat Meningkatkan Kualitas Sinyal bagi Perangkat Anda

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada CMA, Google mengatakan praktik monopoli lisensi yang dilakukan oleh Microsoft membuat konsumen enggan untuk menggunakan layanan dari penyedia lainnya.

"Dengan pembatasan lisensi Microsoft khususnya, pelanggan Inggris tidak memiliki alternatif yang masuk akal secara ekonomi selain menggunakan Azure sebagai penyedia layanan cloud mereka, bahkan jika mereka lebih suka harga, kualitas, keamanan, inovasi, dan fitur saingan," kata Google dalam surat yang ditujukan kepada CMA.

Praktik yang menimbulkan persaingan yang tidak sehat menimbulkan kerugian pada pelanggan, menurut perusahaan itu.

Meskipun tahun lalu Microsoft telah memperbarui kebijakan dan aturan lisensinya, sebagai solusi untuk mengatasi masalah persaingan dan mempromosikan saingannya, hal tersebut tetap saja tidak memuaskan.

Baca Juga: Apa itu Artificial Intelligence? Dasar-Dasar Teknologi Canggih yang Mengubah Dunia

Juru bicara Microsoft mengatakan bahwa mereka telah bekerja sama dengan penyedia layanan cloud independen untuk menyelesaikan masalah.

"Seperti yang ditunjukkan oleh data independen terbaru, persaingan antara cloud hyperscaler tetap sehat. Pada kuartal kedua 2023 Microsoft dan Google membuat keuntungan yang sama kecilnya di AWS, yang terus menjadi pemimpin pasar global dengan margin yang signifikan," kata juru bicara Microsoft.

Berbicara kepada Reuters, Wakil Presiden Google Cloud Amit Zavery mengkritik praktik Microsoft, dan mengatakan perusahaannya berkomitmen untuk pendekatan multi-cloud, dimana pelanggan dapat dengan mudah berpindah antar penyedia tergantung pada kebutuhan mereka.

"Banyak perangkat lunak dan layanan cloud kami saling beroperasi, dan dapat berjalan di AWS atau di Azure juga, jadi anda tidak dibatasi," katanya. "Jika anda tidak memperbaiki ini, pada akhirnya anda akan memiliki lebih sedikit penyedia cloud, dan kemudian inovasi tidak akan benar-benar terjadi, dan investasi akan mulai menyusut."

Baca Juga: 3 Cara Download Video TikTok Tanpa Watermark dan Tanpa Install Aplikasi Tambahan

Masalah yang disebabkan oleh keputusan Microsoft atas persyaratan ketika pelanggan ingin menggunakan Windows atau lisensi perangkat lunak lainnya di cloud, dikenakannya biaya yang lebih tinggi jika mereka menggunakan Google maupun AWS, dibandingkan dengan harga yang lebih kecil ketika pelanggan menggunakan Azure.

Google membuat enam rekomendasi kepada CMA, termasuk memaksa Microsoft untuk meningkatkan interoperabilitas bagi pelanggan yang menggunakan Azure dan di samping layanan cloud lainnya, dan melarangnya menahan pembaruan keamanan dari mereka yang beralih.***

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah