Sosiolog Menilai Permainan Lato-Lato Mampu Rekatkan Hubungan Sosial

- 11 Januari 2023, 11:01 WIB
Dokumentasi Lato-lato Championship yang diselenggarakan oleh Trio Mall Kebumen
Dokumentasi Lato-lato Championship yang diselenggarakan oleh Trio Mall Kebumen /Kebumen Talk/

EDITORNEWS.ID – Permainan lato-lato sedang menjamur di berbagai kalangan masyarakat. Anak-anak hingga usia senja kerap menggandrungi permainan ini.

Menariknya permainan ini juga memikat para public figure. Bahkan beberapa tokoh publik juga ikut memainkan lato-lato.

Lato-lato merupakan permainan yang dimainkan dengan cara membenturkan dua bola dari plastik polimer yang diikat menggunakan tali. Di Jawa Tengah permainan ini disebut ‘etek-etek’—nama yang diambil dari bunyi hasil benturan dua bola polimer tersebut.

Lato-lato yang dimainkan secara langsung membuat adanya interaksi sosial satu sama lain. Sosiolog UNS Drajat Tri Kartono menuturkan bahwa munculnya kembali permainan ini memiliki fungsi perekat hubungan sosial.

Baca Juga: Gibran Larang Jan Ethes dan Lembah Manah Main Lato-Lato

“Sejak saya kecil sudah ada permainan ini, kalau dalam Sosiologi dinamakan reproduksi sosial. Sebelum masuknya dunia digital, hampir semua permainan seperti lato-lato, gobag sodor, petak umpet, dan semacamnya memerlukan beberapa orang karena tidak bisa bermain sendiri. Nah, hal ini yang memunculkan interaksi sosial sehingga dapat merekatkan kembali hubungan sosial dari seseorang dengan orang lain,” tuturnya, Selasa (10/1).

Menariknya lato-lato ini dimainkan oleh anak-anak yang lahir dan besar di zaman digital. Meskipun anak-anak zaman sekarang sudah lahir di tengah pesatnya perkembangan teknologi, tetapi tren permainan lato-lato tetap digandrungi.

“Lato-lato ini memberikan kekuatan yang sama seperti zaman dulu saat belum ada permainan-permainan digital, yaitu sebagai perekat hubungan sosial. Selain itu juga berfungsi untuk meningkatkan vitalitas sosial dan daya hidup karena memerlukan interaksi satu sama lain. Hebatnya, lato-lato ini muncul dan hadir kembali secara viral tapi tidak dalam basis digital,” tuturnya.

Sosiolog UNS tersebut juga menambahkan bahwa permainan ini memunculkan memori masa lalu dari para orang tua yang masa kecilnya tidak asing dengan permainan-permainan zaman dulu. Hal ini menyulut habitualisasi terhadap permainan lato-lato sehingga lebih mudah untuk menghidupkannya.***

Editor: Liston


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x