Buya Syafii Maarif: Mendewakan Habib Sama Saja Perbudakan Spiritual

- 22 November 2020, 17:19 WIB
Buya Syafii Maarif menyampaikan nasihatnya tentang keturunan nabi.
Buya Syafii Maarif menyampaikan nasihatnya tentang keturunan nabi. /instagram.com/buyasyafii

EDITORNEWS - Sebutan gelar habib kembali diungkit dan menjadi pembicaraan utama akhir-akhir ini.

Sangat sering kata habib atau yang dikenal masyarakat sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW masuk dalam deretan trending topic di Twitter belakangan ini. Pembahasan itu terjadi usai Habib Rizieq kembali ke tanah air.

Fenomena itu menjadi booming sebab beberapa tokoh yang menyebut dirinya keturunan Rasulullah memang memiliki banyak sekali pengikut. Hal tersebut rupanya juga menjadi perhatian Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Ma'arif.

Baca Juga: Petugas Bandara Nabire Simpan 14 Paket Ganja di Ruang Kerja

Baca Juga: Keringat Dingin? Sebaiknya Berhati Hati dengan Ciri Penyakit Mematikan ini

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif atau akrab dipanggil Buya Syafi’i turut mengomentari perilaku masyarakat yang terlalu mengagung-agungkan sosok yang dianggap sebagai keturunan Rasulullah SAW.

Buya Syafi’i tegas berpendapat jika perilaku pengkultusan yang demikian itu sebagai sebuah fenomena yang tidak sehat.

Hal itu dilontarkan Buya Syafi’i melalui cuitan pada akun twitter pribadinya @SerambiBuya pada 21 November 2020.

Baca Juga: Hamil, Hilary Duff Terkonfirmasi Positif Covid-19

“Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual. Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengeritik keras fenomena yang tidak sehat ini,” ujar Ulama berusia 85 tahun itu.

Lebih lanjut, pada cuitan terbarunya tanggal 22 November 2020, Buya Syafi’i menambahkan jika Gelar Habib dan gelar – gelar lainnya yang mengaku keturunan Nabi akan luntur dengan penegasan ayat Al- Qur’an.

“Gelar habib, dan 1.001 gelar lain yg mengaku keturunan nabi, atau keturunan raja, hulubalang/keturunan bajak laut, perompak lanun yg menjadi raja, sultan, dianggap suci oleh sebagian orang akan runtuh berkeping berhadapan dengan penegasan ayat Al-Qur’an,” tegas Buya.

Baca Juga: Kapolda Baru Jambi Lulusan Akpol 93, Tiba di Bandara Sultan Thaha Pagi Ini

Sementara itu, diketahui di dalam tubuh organisasi dan tradisi warga Muhammadiyah tidak lazim memberi gelar kepada seseorang karena nasabnya, bahkan kepada tokoh sekaliber pendiri ormasnya yakni KH. Ahmad Dahlan.

Jika ditelusuri nasabnya, KH. Ahmad Dahlan juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, seperti disebutkan oleh Ustadz. Adi Hidayat dalam berita sebelumnya.

Beragam tanggapan pro – kontra netizen yang mengomentari pernyataan Ulama kharismatik ini,

Baca Juga: Nongkrong Minum Jamu? Akankah Jadi Trend Baru Mengalahkan Pamor Kopi

"Siapa yg mendewakan? Kepada nabi sekalipun kita tidak mendewakan. Buya, cinta itu tidak masuk logika Buya jika buya tidak merasakannya. Cinta itu reaksi," tulis@maulana91231774

Ada pula netizen yang langsung menentang anggapan jika penghormatan itu bagian dari Cinta.

“Kalo udah salah masih dibela-belain, ngomong kotor di forum Maulid Nabi masih dibela-belain, namanya apa kalo bukan mendewakan?, Cinta? Cinta kok menjauhkan diri kita dari Allah,"tulis@nabanmudrik.***

Artikel ini pernah tayang dengan Judul Kritik Pengkultusan Habib, Buya Syafi’i : Mendewakan Keturunan Nabi Adalah Perbudakan Spiritual

(Zaini Rahman/Jurnal Presisi)

 

Editor: Dimar Aditya

Sumber: Jurnal Presesi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x