Vaksin Merah Putih Diklaim Mampu Lawan Varian Delta Setelah Dilakukan Pengujian di Universitas Airlangga

- 13 Oktober 2021, 10:03 WIB
ILUSTRASI Pemerintah Diminta Segera Lakukan Produksi Massal Vaksin Merah Putih di Indonesia
ILUSTRASI Pemerintah Diminta Segera Lakukan Produksi Massal Vaksin Merah Putih di Indonesia /Antara


EDITORNEWS - Semenjak Indonesia kedatangan vaksin yang dipergunakan untuk memberikan ketahanan imunitas dalam tubuh.

Seperti yang diketahui vaksin memiliki banyak jenis seperti vaksin merah putih, sinovaz, astrazeneca dan lainnya.

Baru-baru ini Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan Vaksin Merah Putih buatan Indonesia akan memperoleh izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).

Penggunaan izin Emergency Use Authorization (EUA) dimulai pada semester satu 2022 mendatang.

Baca Juga: Fadli Zon Desak Pemerintah Copot Jabatan Sebagai Gubernur Lemhanas Usai Sebut TNI Bukan Milik Rakyat

Setelah melakukan uji klinik tahap dua dan uji tantang ternyata Vaksin Merah Putih menunjukkan hasil yang baik.

Yakni mampu melawan mutasi virus corona varian Delta dan sudah mendapatkan izin dari BPOM yang telah dilakukan pengujian di Universitas Airlangga.

Rektor Universitas Airlangga, Mohammad Nasih mengatakan timnya telah melakukan pengujian sample dengan melibatkan dua hewan.

“Alhamdulillah perkembangan terakhir sudah kita selesaikan uji klinik tahap 1 dan tahap 2 pada hewan, dan sepengetahuan kami dalam bahasa yang disampaikan peneliti hasilnya sesuai dengan harapan,” ucap Nasih dikutip dari YouTube Indosiar, Selasa, 12 Oktober 2021.

Baca Juga: Polres Metro Jakarta Selatan Berhasil Ringkus 5 Tersangka Kasus Prostitusi Online Kalibata City

Mengenai penggunaan ini disampikan Ketua BPOM, Penny Kusumastuti Lukito dengan platform inaktivasi virus yang menjalani uji klinis tahap ketiga pada kuartal keempat 2021.

“Jadi pada awal 2022 bisa diproduksi secara massal. BPOM juga akan mendampingi dalam proses uji klinisnya,”  ucap Penny dikutip dari Anadolu Agency.

Disamping itu Ketua Peneliti Vaksin Merah Putih dari Unair, Fedik Abdul Rantam mengatakan, dalam proses praklinik I mereka melakukan pengujian dengan objek tikus transgenik.

"Kita juga tetap memonitor calon vaksin kita, apakah mengenali antibodinya terhadap varian ini dan melalui uji yang dikenal dengan western blotting. Dan analisa di sini menunjukkan bahwa kemampuan netralisasi masih baik," pungkasnya.***

Editor: Liston


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah