Usulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Sang Usmar Ismail Bapak Perfilman Indonesia

- 18 Maret 2021, 06:38 WIB
Umar Ismail
Umar Ismail /

Baca Juga: Marzukie Ali Sebut Dinasti Cikeas Telah Ambil Alih Demokrat, Berikut Penjelasanya

Wina mengatakan selama ini belum ada pahlawan nasional yang berasal dari bidang kebudayaan, sebab rata-rata berasal dari dunia militer. Usmar Ismail sendiri memiliki latar belakang yang menarik, dia merupakan seorang tentara dan juga wartawan, bahkan pernah dianggap sebagai mata-mata oleh Belanda saat meliput peristiwa Perjanjian Linggar Jati.

Pria yang lahir pada 20 Maret 1921 itu juga merupakan orang yang membuat Festival Film Indonesia dan Festival Film Asia yang kemudian berkembang menjadi Festival Film Asia-Pasifik.

"Kedua adalah dia peletak sinema Indonesia di mata internasional, dia meletakkan sinema film Indonesia dikancah film internasional. Dia pejuang yang kemudian dilanjutkan oleh sineas-sineas lain," ujar Anggota Dewan Pers itu.

Baca Juga: Sebut KLB Demi Demokrasi Partai. Marzukie Ali Unggah 16 Menit Dinastisasi Demokrat di Akun Youtubenya

Menurut Wina, karya yang dihasilkan oleh Usmar Ismail merupakan film-film bermutu tapi juga disukai oleh masyarakat. Pada zaman itu, karya Usmar mampu mengalahkan Amerika bahkan mampu membuat cemas negara Adidaya itu.

Karya-karya Usmar Ismail dalam seni drama, puisi dan film memang sangat berpengaruh besar pada saat itu. Antara lain Tjitra pada tahun 1949 yang diangkat dari karya dramanya, Darah dan Doa tahun 1950, Enam Jam di Jogja pada tahun 1953 serta masih banyak karya lain yang dihasilkannya.

Pada masa penayangannya di Metropole Krisis menarik penonton berjubel selama lima minggu. Anak Perawan di Sarang Penyamun sempat diboikot peredarannya pada tahun 1962.

Baca Juga: Buat Fans Terpana, Pesona Lee Min Ho yang Memukau di Lokasi Syuting Pertama Drama Pachinko

Ia pernah aktif dalam bidang politik. Ia pernah menjadi ketua umum Lembaga Seniman Muslimin Indonesia (Lesbumi) (1962-1969), anggota Pengurus Besar Nahdatul Ulama (1964-1969), anggota DPRGR/MPRS (1966-1969).

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah