EDITORNEWS.ID - Sekitar 220 tentara telah dibebaskan dari penawanan ketika Rusia dan Ukraina dalam serangkaian pertukaran tahanan, Kementerian Pertahanan Rusia dan Kantor Kepresidenan di Kiev melaporkan pada hari Selasa, 7 Maret 2023.
Kementerian Rusia mengatakan berhasil mengamankan kembalinya 90 prajuritnya yang berada dalam "bahaya besar" saat berada di penangkaran.
Perlu dicatat bahwa semua yang dibebaskan akan dipulangkan ke Moskow, di mana mereka akan diberikan semua bantuan medis dan psikologis yang diperlukan.
Sementara itu, kepala Kantor Presiden Ukraina, Andrey Yermak menulis di Telegram bahwa 130 orang telah dikembalikan ke pihak Ukraina dengan rincian 126 prajurit laki-laki dan empat prajurit wanita.
Baca Juga: Banyak Negara Dilaporkan Telah Membuka Rekening Mata Uang India untuk Meningkatkan Perdagangan
Ia mencatat bahwa para prajurit ini adalah anggota Angkatan Bersenjata Ukraina, pengawal nasional, penjaga perbatasan dan layanan transportasi khusus negara.
Yermak juga menyatakan bahwa dari 130 tahanan, 87 adalah pembela Mariupol dan 71 berasal dari pabrik baja Azovstal yang merupakan medan pertempuran terakhir bagi kota pada musim semi 2022.
Sebagian besar orang yang kembali ke pihak Ukraina mengalami cedera serius, tutur Yermak.
Ia juga menambahkan bahwa semua bantuan yang diperlukan akan diberikan kepada mereka.
Baca Juga: Tewas Mengenaskan, Ilmuwan Rusia Penemu Vaksin Covid-19 Dicekik Menggunakan Ikat Pinggang
Pertukaran tahanan terakhir antara Rusia dan Ukraina terjadi pada 16 Februari. Kemudian, Moskow menerima 101 prajurit sementara 100 personel militer dan satu warga sipil dikembalikan ke Kiev.
Pada bulan yang sama, dengan upaya mediasi oleh Uni Emirat Arab, Rusia juga mengamankan pembebasan 63 tawanan perang, termasuk orang-orang dari "kategori berbahaya," sementara Kiev melaporkan kembalinya 116 orang.***