EDITORNEWS.ID - Hampir setiap orang bergantungan dengan kafein, dimana kafein berasal dari secangkir kopi dan teh hangat dan kakao.
Mengkonsumsi kafein memang memberikan dampak positif seperti menambah imunitas tubuh, namun jika terlalu banyak berbahaya.
Kafein merupakan senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan.
Kafein ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819.
Baca Juga: Pahami Kelima Kandungan Obat Untuk Masalah Jerawat
Kafein paling banyak ditemukan pada tanaman teh, kopi, dan kakao mereka bekerja dengan menstimulasi otak dan sistem saraf pusat sehingga mencegah timbulnya kelelahan.
Melansir dari Healthline minuman ringan berkafein memasuki pasar pada akhir 1800-an dan minuman berenergi segera menyusul.
Saat ini, 80 persen populasi dunia mengonsumsi produk berkafein setiap hari, dan jumlah ini meningkat hingga 90 persen untuk orang dewasa di Amerika Utara.
Setelah dikonsumsi, kafein dengan cepat diserap dari usus ke aliran darah bergerak ke hati dan pecah menjadi senyawa yang dapat memengaruhi fungsi berbagai organ.
Baca Juga: 3 Jenis Sayuran yang Bisa turun Berat Badan di Musim Panas
Kombinasi ini selanjutnya menstimulasi otak dan meningkatkan keadaan gairah, kewaspadaan, dan fokus karena memengaruhi otak Anda, kafein sering disebut sebagai obat psikoaktif.
Ada beberapa manfaat baik yang ditimbulkan oleh minuman berkafein diantaranya.
1. Dapat meningkatkan mood dan fungsi otak
2.Dapat meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak
3. Dapat meningkatkan kinerja olahraga
4. Dapat melindungi dari penyakit jantung dan diabetes
Lalu bagaimana efek samping dan keamanan kafein itu konsumsi kafein umumnya dianggap aman namun ada efek samping yang terkait dengan asupan berlebih.
Seperti kecemasan, kegelisahan, tremor, detak jantung tidak teratur, dan kesulitan tidur terlalu banyak kafein juga dapat meningkatkan sakit kepala, migrain, dan tekanan darah tinggi.
Untuk ibu hamil kafein dapat dengan mudah melewati plasenta, yang dapat meningkatkan risiko keguguran atau berat badan lahir rendah namun harus membatasi asupannya.***