Network
EDITORNEWS.ID – Saat ini harga minyak mentah naik di atas satu persen pada bursa pasar perdagangan. Hal tersebut disebabkan permintaan impor besar China hingga Rusia untuk mengendalikan pasokan.
Minyak mentah berjenis Brent menguat sebesar 1,07 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi 84,07 dolar AS per barel. Minyak mentah berjenis West Texas Intermediate (WTI) AS menguat sebesar 85 sen atau 1,1 persen, menjadi 77,19 dolar AS per barel.
Harga acuan kedua minyak mentah pada tanggal 17 Februari 2023, lebih rendah dua dolar AS. Tercatat penurunan hingga 4,0 persen selama seminggu setelah AS melaporkan persediaan minyak mentah dan bensin lebih tinggi.
Para analis memperkirakan China menjadi impor minyak tertinggi pada tahun 2023, setelah permintaan bahan bakar tranportasi dan adanya kilang-kilang baru mulai beroperasi.
Baca Juga: Tak Ingin Kalah dari Twitter, Instagram Juga Akan Hadirkan Fitur Centang Berbayar
"Optimisme di sekitar China hari ini mungkin bertanggung jawab atas kenaikan yang kita lihat terhadap minyak mentah, yang sangat masuk akal mengingat itu adalah importir terbesar di dunia dan diharapkan pulih dengan kuat dari transisi Covid," kata Craig Erlam, analis pasar senior di London, dikutip dari Reuters.
China dan India menjadi pembeli utama minyak Rusia ditengah sanksi barat (embargo) terhadap Rusia karena perang Ukraina. India menjadi importir minyak mentah terbesar ketiga dunia setelah naik level tertinggi enam bulan pada Januari.
Kementerian perdagangan China menemui penyuling minyak independen dan membahas kesepakatan mereka dengan Rusia, berdasarkan beberapa sumber. Impor tersebut dikatakan telah menghemat China hingga miliaran dolar.
Rusia sedang berencana mengurangi produksi minyak hingga 500.000 per hari (bph), nilai tersebut setara dengan kurang lebih 5 persen dari produksinya, pada Maret setelah barat melakukan pembatasan harga pada produk minyak Rusia.
Baca Juga: Intip Chat Anak Joe Biden, Ternyata Suka Gadis yang 25 Tahun Lebih Muda!
