Guntur Romli: Salah Kaprah Wisata Halal, Deddy Corbuzier Bilang Ada Daerah yang Mengkonsumsi Anjing Lho

- 26 Oktober 2021, 17:09 WIB
Guntur Romli menanggapi  tentang wisata halal
Guntur Romli menanggapi tentang wisata halal /

EDITORNEWS - Deddy Corbuzier dalam diskusi dengan Ustadz Guntur Romli menyikapi tentang konsep Wisata Halal di Indonesia.

Deddy Corbuzier sebelumnya menanyakan unggahan Guntur Romli  di medsos, Wisata Halal dengan Cara Haram.

Latar belakang Guntur Romli unggahan tersebut lantaran sebelumnya heboh tentang penyiksaan seekor anjing yang dilakukan oleh aparat Satpol PP di Aceh Singkil dengan alasan wisata halal.

"Di beberapa daerah seperti Menado misalnya anjing juga dimakan, jadi menurut pendapat ente, Bro," ujar Deddy Corbuzier membuka percakapan.

Baca Juga: Guntur Romli: Wisata Halal dan Penyiksaan Anjing, Pada Deddy Corbuzier Begini Maksudnya

Memang di beberapa daerah di Indonesia ada yang menjadikan daging anjing sebagai makanan.

Tetapi di sini Guntur Romli ingin menjelaskan mengenai apa yang dimaksud wisat halal, menurut yang diketahuinya dan juga pengalamannya.

Mohamad Guntur Romli mengatakan ada yang perlu disikapi dan diluruskan tentang konsep wisata halal di Indonesia.

"Saya mau komen tentang wisata halal ini kang Deddy, inikan salah kaprah," kata Mohamad Guntur Romli.

Menurut Guntur Romli di beberapa tempat, wisata halal itu dikampanyekan  sebagai bentuk dari pariwisata untuk daerah yang mayoritas warganya non muslim.

Baca Juga: Harga Test PCR Turun Rp300 Ribu, Fadli Zon: Harusnya dari Dulu

"Seperti di Jepang, Taiwan kemudian di Korea dan Eropa mereka punya Muslim Friendly Tourisme," ujar Guntur Muslim.

Kata Guntur Romli bahwa mereka punya kampanye semacam itu, yang tujuannya agar orang muslim yang berwisata di sana tidak bingung.

Karena di daerah non muslim, untuk itu ada yang disebut wisata halal.

"Oo..ya, seperti di Singapura ada seperti china town, gitu ya," kata Deddy Corbuzier berusaha memahami maksud Guntur Romli.

Sementara kata Guntur Romli, Aceh itu sudah menjalankan syari'at Islam.

"Wisata halal itu untuk apa, wong itu daerah, sudah disebut dengan daerah islam, kita ke Arab Saudi ke Dubai tidak ada yang disebut wisata halal," tuturnya.

Baca Juga: Buntut Kasus Pemukulan Kepada Anak Buahnya Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar Lengser dari Jabatan

Karena wilayah atau negara-negara tersebut adalah mayoritas muslim, jadi ini adalah salah kaprah dalam memahami maksud dari wisata halal.

Jadi maksud dari kampanye wisata halal adalah upaya tempat-tempat wisata yang mayoritas non muslim untuk menjelaskan kepada wisatawan muslim, dimana mereka makan, dimana mereka mau sholat dan lain-lain.

"Itulah makanya muncul kampanye wisata halal, dengan tujuan memudahkan dan memberi fasilitas bagi wisatawan muslim," tukas Guntur Romli menegaskan.

Jadi kalau di Indonesia dengan mayoritas muslim konsep wisata halal itu menjadi tidak relevan menurut pendapat Guntur Romli.

Baca Juga: KPK Selidiki Bupati Musi Banyuasin Terlibat Dalam Kasus Korupsi serta Ditemukan Barang Bukti Pendukung

"Bahkan kita ke Bali sekalipun, kawasan yang non muslim mayoritas kita keluar dari Bandara, sudah melewati masjid besar, rumah makan padang, rumah makan jawa timur semua ada banyak," ujarnya.

Deddy Corbuzier membenarkan, "tapi kalau kita bicara di Bali yang gak halal pun kelihatan kok, langsung ada tulisannya, babi panggang".

Jadi kalau di Indonesia konsep wisata halal ini entah untuk siapa, ujar Guntur Romli.

Bahkan menurutnya lebih jauh lagi bahwa, konsep wisata halal ini adalah hanya untuk kepentingan kekuasaan.

Konsep Wisata Halal menjadi seperti alat kepentingan pemerintah daerah yang melakukan politisasi agama, politisasi Islam atas nama Halal.***

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah