Makna Ritual Ogoh-ogoh. Tradisi Bali yang dilakukan Sehari Sebelum Nyepi

3 Maret 2022, 09:59 WIB
Saat menjelang perayaan Nyepi di laksanakan pawai Ogoh-ogoh /

EDITORNEWS.ID - Pawai Ogoh - ogoh merupakan ritual yang biasanya dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Ritual tersebut dilaksanakan sehari sebelum perayaan Nyepi atau biasa disebut sebagai pangrupukan.

Sebelum melaksanakan ritual pawai Ogoh-ogoh, masyarakat Bali melaksanakan upacara ritual melasti yang dilakukan di tepi pantai atau biasanya dekat dengan sumber air.

Tujuannya adalah pembersihan diri dan melepaskan masa lalu yang buruk sebelum menghadapi masa yang akan datang.

Upacara tersebut ditutup dengan ritual pawai Ogoh - ogoh yang biasanya dilakukan pada pukul 17.00 - 18.00 WIB atau pada saat matahari terbenam. 

Baca Juga: Hari Raya Nyepi bagi Umat Hindu dan Makna Secara Filosofisnya

Pawai ogoh - ogoh dilaksanakan hingga beberapa jam menjelang hari raya nyepi keesokan hari nya. 

Pada saat pawai berlangsung, beberapa jalanan di Bali biasanya di tutup untuk menghindari kemacetan pada saat pawai keliling.

Dan agar masyarakat Bali yang melaksanakan ritual dapat fokus pada acara yang sedang berlangsung.

Ogoh - ogoh adalah patung raksasa yang dibangun oleh masyarakat Bali. 

Dikutip dari Bulelengkab, Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. 

Baca Juga: Simak, Sejarah Hari Raya Nyepi dan Makna Tahun Baru Saka untuk Umat Hindu

Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. 

Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Raksasa. 

Selain wujud raksasa, Ogoh - ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk - makhluk yang hidup di Mayapada, Surga dan Neraka, seperti: naga dan gajah.

Oleh karena itu, patung ogoh - ogoh merupakan jelmaan dari semua sifat negatif manusia yang wajib dibersihkan. 

Baca Juga: Banjir di Serang Tewaskan Tiga Warga dan Dua Lainnya Dinyatakan Hilang

Salah satu sifat negatif yang dimaksud adalah kesombongan dan keserakahan yang melekat pada diri manusia.

Patung ogoh - ogoh biasanya di arak keliling oleh masyarakat Bali menuju ke suatu tempat, yang kemudian akan berakhir dengan prosesi pembakaran.

Masyarakat Bali percaya, bahwa dengan di bakar nya patung Ogoh - ogoh, maka semua sifat negatif dan kejahatan di dunia sudah musnah. Sehingga masyarakat telah siap melaksanakan nyepi keesokan hari nya.

Selain untuk ritual keagamaan, dewasa ini pawai ogoh - ogoh juga digunakan sebagai ajang kreatifitas dan hasil karya seni anak muda di Bali.

Baca Juga: Menaker Garap Revisi Baru Soal Penolakan JHT Cair pada Usia 56 Tahun

Maka tidak jarang, masyarakat Bali, khususnya anak muda, mengadakan perlombaan untuk membuat patung Ogoh - ogoh. 

Pembuatan patung Ogoh - ogoh juga dapat memupuk rasa persaudaraan diantara para pemuda di Bali karena pembuatan patung nya dilakukan berkelompok atau dalam satu tim.***

Editor: Aditya Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler