EDITORNEWS - Sinetron Ikatan Cinta merupakan sinetron terfavorit banyak orang tak hanya publik figure, masyarakat publik yang menyukai alur cerita.
Akan tetapi pemangku kebijakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD tanpa menyukai alur cerita film tersebut.
Seperti yang diketahui saat ini sinetron Ikatan Cinta sedang membahas alur cerita yang semakin memanas antara Elsa dan Aldebaran.
Dalam sebuah kanal YouTube yang tayang 29 Juli kemarin Mahfud MD mengaku Ia tengah menjadi perbincangan hangat setelah menyaksikan film Ikatan Cinta.
Baca Juga: Muannas Alaidid Tanggapi Sanksi Hukuman Juliari Batubara dan Minta Dunia Peradilan Perlu Dibenahi
Diam-diam Mahfud MD salah satu penggemar Ikatan Cinta tak sedikit publik menilai bahwa dirinya kurang empati ditengah PPKM level 4 karena keasyikan menonton.
Akan tetapi Ia tak mau ambil pusing dengan kritikan yang dilontarkan oleh masyarakat publik kepada dirinya.
“Enggak apa—apa, kan tidak perlu ditanggapi, saya enggak pernah nanggapi juga. Itu bagus-bagus saja, kritik begitu, kan pejabat harus punya empati. Kalau itu dianggap enggak empati, ya silakan,” tutur Mahfud MD dalam kanal Youtube tvOneNews, Jumat, 30 Juli 2021.
Lebih lanjutnya politisi ini mengaku dirinya lebih senang menyaksikan film yang dapt menghibur daripada menyaksikan film-film yang tidak senonoh.
Baca Juga: Kemenkes Akan Distribusikan Obat Terapi Covid-19 ke 12 Apotik di Seluruh Indonesia
“Terus terang saya nonton tiap malem, tengah malem pun saya nonton film-film detektif, film pengadilan, memangnya kenapa? Daripada misalnya buka link porno, buka situs porno, kan itu banyak yang begitu, cuma enggak disiarkan,” pungkasnya.
Bahkan sebelum tidur, Mahfud MD juga mengaku selalu memutar selawat dari Youtube, dan itu bukanlah sebuah masalah.
“Saya nonton saja, kalau mau tidur saya nyetel Youtube yang selawat-selawat itu, memangnya kenapa? Kan kita juga punya hak untuk melakukan itu tanpa mengurangi tugas-tugas kita,” ujarnya.
Diakhir pembicaraan Mahfud MD menegaskan bahwa kritikan yang disampaikan oleh publik bukan suatu hal yang membahayakan jadi biarkan saja.
Mantan Pimpinan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ini mengatakan hujatan tersebut hanyalah sebuah kegaduhan yang dirasakan oleh publik
“Kegaduhannya itu hanya kegaduhan yang genit-genit. Itu kan tidak ada yang membahayakan negara dan apa, cuma begitu. Ya biarin aja,” tutupnya.***