Pasar Konstruksi Diharap Tumbuh Kembali di Tahun 2021 Mendatang

- 5 Desember 2020, 15:50 WIB
Ilustrasi Gedung Pencakar Langit
Ilustrasi Gedung Pencakar Langit /Pixabay

Baca Juga: Kementrian Sosial Ditangkap KPK dalam OTT Kasus Korupsi Bansos 

Baca Juga: Pria Pengancam Habib Rizieq Merupakan Anggota Polres Pekalongan

Kategori residensial diperkirakan akan mencapai nilai konstruksi Rp 52,46 triliun atau naik 48,71 persen pada tahun 2021.

Proyek apartemen yang tertunda akan menjadi prioritas untuk dimulai kembali. Tren positif menunjukkan dengan menguatnya penjualan pasar perumahan yang tertunda, tren proyek perumahan baru akan terus berlanjut dan permintaan kota-kota terintegrasi pasca wabah pandemi akan meningkat.

Sektor Industri diperkirakan meningkat pada 2021 dengan nilai konstruksi mencapai Rp 16,76 triliun atau naik 48,13 persen. Ada beberapa sektor pendorong eskalasi ini, seperti pertumbuhan permintaan gudang dari FMCG, e-commerce & retailer online, dan logistik pihak ketiga, serta pemerintah yang proaktif mempersiapkan berbagai kawasan industri baru untuk menarik lebih banyak investasi.

Baca Juga: I Made Gianyar Resmi Dipecat Dari Kebijakan PDI Perjuangan 

Baca Juga: I Made Gianyar Resmi Dipecat Dari Kebijakan PDI Perjuangan

Pada webinar tersebut juga disampaikan sentimen pelaku konstruksi terhadap kondisi pasar konstruksi Indonesia 2021 berdasarkan hasil sentiment survey yang dilakukan oleh BCI Economics terhadap 350 responden yang terdiri dari developer, arsitek & konsultan, kontraktor, dan sub-kontraktor di Indonesia.

"Para pelaku konstruksi masih optimis kondisi pasar konstruksi akan membaik pada 2021 dengan prioritas proyek yang akan mereka kerjakan tahun depan adalah pada proyek tahap desain dan tahap konstruksi. Restrukturisasi kredit dan pengurangan pajak adalah dua inisiatif pemerintah yang dinilai efektif oleh pelaku konstruksi untuk pemulihan," kata Prita Ananda.

Dalam acara tersebut, juga hadir pembicara tamu Albert Luhur, Executive Director PT. Summarecon Agung Tbk. dan Dendi Ramdani, Department Head of Industry & Regional Research, Office of Chief Economist, Bank Mandiri.

Halaman:

Editor: Dimar Aditya

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x