Network
EDITORNEWS - Yangon, Internet telah ditutup selama 18 malam berturut-turut setelah kudeta myanmar pemblokiran internet dilakukan pada pukul 1 hingga 9 Pagi selain itu, semua akses ke media sosial seperti Facebook, twitter dan Instagram di seluruh Myanmar juga diblokir aksesnya dari masyarakat.
Pemblokiran telah dilakukan sejak 8 Febuari yaitu hari dimana demonstrasi besar besaran terjadi, Banyak informasi hoax dari sms tersebar diantara para demonstan dalam demonstrasi besar besaran ini.
Demonstran pro-demokrasi menuntut dihentikanya kekuasaan militer dan ibebaskanya Aung San Suu Kyi yang telah ditahan atas pengakuan kemenanganya pasca pemilihan presiden November 2020 lalu.
Baca Juga: Twitter Luncurkan Filter Baru 'Spaces And Fleets' Simak Kegunaannya
Baca Juga: Militer Myanmar di Blokir Facebook, Ada Apa Gerangan? Simak Ungkapnya
Lebih dari 50 orang telah menjadi korban jiwa dengan banyak korban luka sejak kudeta militer terjadi pada tanggal 1 Februari 2021 sementara 3 Maret 2021, tercatat terdapat 38 orang menjadi korban jiwa dalam demonstrasi besar besaran.
Menteri Komunikasi dan Informasi Myanmar menyatakan alasan dilakukanya pemblokiran dalam pernyataanya "Saat ini orang-orang yang mengganggu stabilitas negara menyebarkan berita palsu informasi salah dan menyebabkan kesalahpahaman di antara orang-orang dengan menggunakan Facebook."
Selain berdampak pada komunikasi para demonstran, penghentian internet ini juga berpengaruh pada proses belajar Online selama pandemi menghambat bisnis yang mengandalkan internet untuk beroperasi komunikasi dengan para pelanggan dan partner bisnisnya.
Baca Juga: Android Kamu Lemot? Begini Cara Mengatasinya
Baca Juga: Mengintip Nominasi Golden Globes Awards 2021 di Beverly Hills California
