EDITORNEWS.ID - Menurut siaran pers perusahaan yang dikeluarkan pada hari Minggu, 12 Maret 2023, laba Aramco melonjak menjadi $161 miliar tahun lalu, naik 46 persen dari $110 miliar yang dihasilkannya pada tahun 2021.
Aramco adalah perusahaan paling berharga kedua di dunia. Pendapatan Aramco hampir menyamai angka gabungan yang disebut Big Oil majors Shell, BP, Exxon Mobil, Chevron, dan Total Energies.
Semua raksasa minyak melaporkan rekor keuntungan tahun lalu, tetapi bersama-sama mengalahkan Aramco hanya sekitar $ 30 miliar.
Pendapatan yang memecahkan rekor "didukung oleh harga minyak mentah yang lebih kuat, volume penjualan yang lebih tinggi dan margin yang lebih baik untuk produk olahan," kata Aramco.
Baca Juga: Greta Thunberg Mengklaim Pada Tahun 2018 Bahwa Umat Manusia Memiliki Waktu Hingga Tahun 2023
Harga minyak melonjak tahun lalu di tengah kekhawatiran atas pasokan Rusia karena sanksi Barat terkait Ukraina mengancam akan membatasi penjualan minyak mentah Rusia di pasar global.
Aramco mengatakan produksi minyak mentahnya pada 2022 berjumlah sekitar 11,5 juta barel per hari.
Perusahaan bermaksud untuk secara bertahap mencapai 13 juta barel per hari pada tahun 2027.
Untuk mencapai tujuan ini, Aramco berencana untuk menghabiskan sekitar $ 55 miliar tahun ini untuk investasi dalam proyek-proyek modal.
Mengingat bahwa kami mengantisipasi minyak dan gas akan tetap penting untuk masa mendatang, risiko kurangnya investasi di industri kami adalah nyata, termasuk berkontribusi pada harga energi yang lebih tinggi.
Aramco juga telah memulai program belanja modal terbesar dalam sejarahnya," kata CEO perusahaan, Amin H. Nasser, dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.***