Cara Menghadapi Quarter Life Crisis

30 September 2022, 16:27 WIB
Ilustrasi quarter life crisis /Pixabay

EDITORNEWS.ID - Kita selalu didikte oleh orang-orang mengenai timeline kehidupan. Umur 18 harus sudah lulus SMA, umur 22 harus sudah lulus kuliah dan memiliki pekerjaan tetap, di umur 25 harus sudah memiliki pasangan hidup dan membangun keluarga kecil, di umur 30 harus memiliki finansial yang stabil, dan seterusnya. Padahal semua itu hanyalah konstruksi sosial yang dibentuk oleh manusia lain.

Tidak semua orang harus hidup seperti dengan aturan sosial itu. Banyak yang beranggapan jika seseorang tidak mengikuti aturan sosial itu, maka dia telah gagal menjadi seorang manusia. Tak heran, jika banyak orang yang merasa tidak bahagia karena terpaksa mengikuti aturan sosial itu.

Banyak juga yang menyesal dan ingin mengulang waktu kembali. Waktu tidak bisa kita putar kembali, satu detik yang telah berlalu tidak bisa di diulangi. Tak heran, jika ada orang yang mengatakan bahwa waktu itu mahal harganya.

Baca Juga: Dugaan Warganet sosok inisial R yang diungkap Denise Chariesta adalah Regi Datau

Quarter Life Crisis adalah suatu periode ketidakpastian dan pencarian jati diri yang dialami individu pada saat mencapai usia pertengahan 20 hingga awal 30 tahun. Pada masa-masa ini, seseorang akan dihantui dengan rasa takut, khawatir, dan cemas terhadap masa depannya.

Menurut peneliti dan pengajar psikologi dari University of Greenwich, London, Dr. Oliver Robinson, ada empat fase dalam Quarter Life Crisis.

Fase pertama adalah kita akan merasa terjebak dalam suatu kondisi. Seakan dunia tidak adil dan kita ingin mengubah hidup kita namun tidak mudah untuk keluar dari zona tersebut.

Baca Juga: Yang Mulus Kayak Lesti Aja Bisa Kena KDRT, Gimana Kamu Yang Jerawatan? Waspada, Ini Nih Penyebab Jerawat Nakal

Fase kedua adalah kita mulai merasa bahwa kita bisa mengubah keadaan kita menjadi lebih baik. Kita sadar bahwa posisi kita rentan namun kita akan berjuang untuk mengejar target dan mengubah segalanya menjadi lebih baik. Namun, kondisi ini cukup rentan, karena jika kita gagal maka kita akan merasa dunia kita runtuh. Bahkan bisa lebih parah dari sebelumnya.

Fase ketiga adalah muncul keinginan untuk memulai kehidupan yang baru. Disaat kita sudah berhasil mencapai sebuah pencapaian kecil, maka akan timbul perasaan lega, bangga, dan puas telah melewati masa-masa sulit itu. Tapi, hal ini tidak berlangsung lama, karena setelahnya kita akan merasa bahwa kita harus memupuk semangat lebih tinggi untuk menggapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Fase keempat adalah fase dimana kita sudah menetapkan sebuah komitmen dalam diri kita terhadap hidup kita. Dalam fase ini, kita sudah siap menghadapi segala tantangan dan kehidupan baru dengan segala aktivitas dalam hidupnya.

Ada beberapa tips untuk menghadapi Quarter Life Crisis.

Baca Juga: Suga BTS Memecah Internet dengan Permainan Piano dan Semua Penampilannya di Jepang

1. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain

Jika kita terus-menerus membandingkan diri kita dengan orang lain, maka kita akan selalu merasa tidak cukup. Kita akan selalu merasa bahwa diri kita tidak berharga sehingga kita tidak akan kemana-mana. Daripada memikirkan hidup orang lain, lebih baik kita fokus terhadap apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup ini.

2. Jangan takut gagal

Karena kegagalan merupakan bagian dari proses hidup untuk menggapai sebuah kesuksesan. Jangan terlalu khawatir tentang masa depan, karena jika kita melakukan hal yang baik pasti hasilnya akan baik.

3. Menganggap hal ini sebagai sebuah fase hidup yang normal

Tidak ada orang yang tidak akan melewati fase ini, setiap orang pasti akan melewatinya. Namun, yang membedakan adalah mereka mempunyai garis waktunya masing-masing, ada yang lama, ada juga yang cepat.

4. Memilih lingkungan yang mendukung

Dengan berada di tengah orang-orang yang bisa dipercaya, maka kita akan lebih mudah untuk melewati fase ini. Carilah orang-orang yang memiliki minat yang sama atau orang-orang yang bisa menginspirasi dan membuat kita menjadi orang yang lebih baik. Dengan begini, kita akan merasa bahwa kita tidak sendirian untuk menjalani hidup.

5. Belajar mencintai diri sendiri

Ketika sedang terjebak dalam Quarter Life Crisis, kita cenderung mengabaikan kebutuhan yang kita miliki. Padahal, untuk mencapai tujuan hidup, kita perlu menghargai dan mencintai diri kita terlebih dahulu.

Quarter Life Crisis bisa menyerang siapa saja, karena hal ini adalah salah satu fase pendewasaan dalam hidup. Oleh karena itu, selain berusaha untuk menggapai mimpi yang kita punya, kita juga harus menjaga kesehatan mental dan fisik, agar kita dapat menikmati hidup ini dengan bahagia. (Jesslin Claudia).***

Editor: Aditya Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler