Indonesia Mundur dari All England, Inggris Membantah Adanya Diskriminasi

- 23 Maret 2021, 07:39 WIB
Tim Indonesia saat akan pulang dari London setelah 'diusir' dari turnamen All England 2021 karena alasan pandemi Covid-19
Tim Indonesia saat akan pulang dari London setelah 'diusir' dari turnamen All England 2021 karena alasan pandemi Covid-19 /Twitter.com/@INABadminton/

EDITORNEWS - Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia membantah adanya tindakan diskriminatif atas mundurnya tim bulu tangkis Indonesia dari ajang All England 2021, berkaitan dengan kasus COVID-19.

Kejadian bermula saat tim bulu tangkis Indonesia yang sedang berlaga di All England sebelumnya diwajibkan menjalani isolasi mandiri selama 10 hari setelah diketahui berada dalam satu pesawat dengan salah satu penumpang yang kemudian dinyatakan positif COVID-19, dalam perjalanan dari Istanbul ke Birmingham.

“Saya berharap kita semua dapat memahami bahwa tidak ada tindakan ataupun perlakuan diskriminasi yang terjadi. Semua orang yang berkunjung ke Inggris harus mengikuti aturan yang berlaku untuk melindungi kesehatan sesama pengunjung, dan masyarakat yang lebih luas di Inggris,” kata Jenkins dalam pernyataan yang diunggah di Instagram Kedubes Inggris Jakarta, Senin malam.

Baca Juga: Sherlock Holmes The Hound of the Baskervilles Rilis Dalam Versi Jepang 

Baca Juga: Ikatan Cinta 22 Maret 2021: Mama Rossa Mengetahui Masa Lalu Andin, Ojol Tersebut Menerima Tawaran Elsa

Seperti yang di beritakan oleh Antara, Jenkins mengatakan bahwa insiden ini merupakan kecelakaan murni dan bukan menjadi kesalahan siapa pun. Jenkins menjelaskan pula bahwa penerbangan Turkish Airline tersebut adalah sebuah pesawat kecil dengan lorong tunggal, dan dalam situasi itu, tindakan yang normal dilakukan adalah menyatakan seluruh penumpang yang ada di dalam penerbangan tersebut telah terpapar COVID-19.

“Ini berarti semua orang di pesawat itu harus melakukan isolasi mandiri untuk melindungi kesehatan masyarakat. Peraturan pemerintah Inggris tidak mengizinkan pengecualian apapun terkait persyaratan isolasi mandiri ini,” kata Jenkins, menegaskan.

Duta Besar Inggris tersebut mengambil contoh bahwa bagaimana Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga diminta untuk mengisolasi diri selama 10 hari pada November tahun lalu, setelah bertemu dengan seseorang yang kemudian dinyatakan positif COVID-19. Jadi tidak ada tindakan diskriminatif, karena semua harus mengikuti aturan yang ada.

Baca Juga: Dibuntuti Hingga Surat Darah. Deretan Pengalaman Buruk Idol K-Pop Karena Sasaeng

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x