Baca Juga: Miris Perjuangan Anak SD Mengenakan Styrofoam untuk Sekolah, Susi Pudjiastuti: Ayo Kita Patungan
Walaupun dalam pelaksanaan KBM PTM tetap mengacu pada peraturan protokol kesehatan yang ketat seperti salah satunya pembatasan jumlah siswa dan waktu belajar yang lebih pendek.
"Tidak apa pak, yang penting ada tatap muka, dengan gurunya anak-anak lebih cepat menangkap pelajaran, apalagi masih SD, banyak pelajaran yang tertinggal," ujar para orangtua murid yang lain.
Pembelajaran tatap muka ini menurut orangtua siswa mengurangi beban mereka.
Kita pahami tidak semua orangtua siswa mempunyai kemampuan untuk mengajari putra-putri mereka di rumah dengan berbagai alasan.
Salah satunya karena beban pekerjaan, banyak orangtua yang bekerja, suami dan istri, sehingga sangat riskan untuk melakukan pendampingan anak saat belajar.
Hal yang lain adalah terbatasnya kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan akses teknologi dengan melakukan pembelajaran jarak jauh atau daring (dalam jaringan).
Program Daring tersebut menuntut orangtua untuk harus memiliki ponsel android dan memenuhi kebutuhan kuota harian untuk KBM secara daring.
Orangtua siswa tidak mempermasalahkan walaupun dalam pelaksanaan KBM PTM ini sekolah juga dituntut untuk tetap ketat dan taat pada protokol kesehatan.