Dua Hari Gelar Aksi Jahit Mulut, Dua Tenaga Medis Sukarela di Asahan Terpaksa Dilarikan Ke RS

- 29 September 2022, 21:58 WIB
Sejumlah Petugas Polisi Wanita (Polwan) menggotong seorang petugas medis yang pingsan akibat aksi jahit mulut yang dilakukan atas kekecewaan mereka terhadap pemerintah.
Sejumlah Petugas Polisi Wanita (Polwan) menggotong seorang petugas medis yang pingsan akibat aksi jahit mulut yang dilakukan atas kekecewaan mereka terhadap pemerintah. /

EDITORNEWS.ID - Dua hari gelar aksi jahit mulut, dua dari lima petugas Tenaga Medis Sukarela Puskesmas Kabupaten Asahan dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Kisaran.

Keduanya dilarikan ke rumah sakit pada Kamis, 29 September 2022 akibat dehidrasi yang dialaminya.

Aksi jahit mulut itu sendiri berlangsung sejak Selasa, 27 September 2022 di Kantor DPRD Asahan, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kisaran Timur.

Aksi tersebut dilakukan sebagai simbol sakitnya profesi yang mereka jalani selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Tragis, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan Bersimbah Darah di Riau, Senjata Pelaku Tertinggal di Lokasi

Kasi Humas Polres Asahan Ipda Boris saat dikonfirmasi membenarkan adanya aksi jahit mulut yang berujung dilarikan ke RSU Kisaran untuk penangan medis.

"Ada dua orang yang dibawa ke rumah sakit. Tiga orang lagi diamankan agar tidak terjadi hal yang sama," ujarnya.

Sementara itu, Waka Polres Kompol Sri Juliani Siregar mengatakan Personel Polwan Polres Asahan dengan humanis melakukan pendekatan dan membaur bersama para pengunjuk rasa dari tenaga medis untuk mendengarkan cerita serta keluhan mereka.

"Pada saat berlangsungnya aksi unjuk rasa yang melakukan aksi jahit mulut, tiba-tiba dua pengunjuk rasa mendadak pingsan karena dehidrasi dan kelelahan saat pelaksanaan aksi di halaman kantor DPRD Asahan dan rapat di ruang Rapat Komisi B Kantor DPRD Asahan," ucap Sri Juliani.

Baca Juga: Siswi SMP Tewas Terlindas Truk Pengangkut Tanah di Perempatan Lampu Merah Paal 10 Kotabaru Jambi

Melihat hal itu, kata Sri Juliani lagi, Personel Polwan dengan sigap membantu dan menggotong serta membawa keduanya ke mobil ambulan untuk di bawa ke Rumah Sakit Umum Kisaran.

"Pelaksanaan pengamanan telah selesai dengan berlangsung aman dan terkendali," katanya.

Aksi yang mereka lakukan sambung Sri Juliani adalah teriakan mereka yang hampir tidak pernah digaji dari sumber keuangan daerah (APBD).

Selama ini mereka hanya menerima sisihan honor yang diambil dari tenaga kesehatan (nakes) PNS.

Setiap bulannya mereka hanya menerima uang berkisar Rp50 sampai 150 ribu per orang.***

Editor: Liston


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah