“Jadi, terjemahan daripada Sergap hari ini, manusiawi. Yang datang tentara, misinya sergap, tapi singkatan daripada serap, gabah, petani Al Zaytun,” kata Panji Gumilang dalam pidatonya dilansir dari alzaytun movie di Youtube dan Radar Cirebon.
Pertemuan enam tahun lalu itu dihadiri pula oleh perwakilan Bulog Indramayu.
Panji Gumilang menjelaskan mengapa akhirnya bekerjasama dengan Bulog tidak menjual gabah Al Zaytun ke tengkulak.
“Tidak akan dijual ke tengkulak. Karena tengkulak adalah kapitalis. Membeli semurah-murahnya, menjual setinggi-tingginya,” tandas Syekh Panji.
Karena itu, pimpinan Al Zaytun memutuskan untuk menjual gabah mereka ke Bulog Indramayu. Dengan harapan, berasnya memenuhi kebutuhan warga Indramayu.
“Harganya Rp7.300/kg ,” tambah Panji Gumilang.
Dia kemudian menyebutkan stok gabah yang ada di gudang pangan Al Zaytun. Panji Gumilang menyebut stoknya tidak banyak. Belum mencukupi total kebutuhan warga Indramayu.
"Tidak banyak, ukuran gabah Seribu ton. Tidak banyak. Mengapa? Karena keperluan di Indramayu inikan 150 ribu ton. Kita hanya punya 1000 ton, nyumbang,” tuturnya.