Penyakit Jantung Koroner Didominasi Oleh Masyarakat Kota

- 29 September 2021, 09:51 WIB
Ilustrasi penyakit jantung.
Ilustrasi penyakit jantung. /Pexels.com/Karolina Grabowsk

EDITORNEWS - Menjaga pola hidup sehat merupakan faktor utama yang harus diteladani oleh semua lapisan masyarakat.

Ada beberapa faktor penyakit yang dapat merenggut nyawa seseorang seperti penyakit kardiovaskuler seperti jantung, kanker, stroke, gagal ginjal.

Penyakit diatas sering sekali menyerang masyarakat Indonesia setiap tahun khususnya mereka yang berada pasa usia-usia produktif.

Mengutip dari Twitter @KemenkesRI berdasarkan data dari Riskesdas menunjukkan prevalensi penyakit Kardiovaskular seperti hipertensi meningkat dari 25,8 persen (2013) menjadi 34,1 persen (2018).

Baca Juga: Hari ini Divpropam Mabes Polri Periksa Napoleon Bonaparte Buntut Penganiayaan Muhammad Kece

Ditambah lagu dengan stroke 12,1 per mil (2013) menjadi 10,9 per mil (2018), penyakit jantung koroner tetap 1,5 persen (2013-2018), penyakit gagal ginjal kronis, dari 0,2 persen (2013) menjadi 0,38 persen (2018).

Ada beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat Penyakit Jantung tertinggi yakni Provinsi Kalimantan Utara 2,2 persen, DIY 2 persen dan Gorontalo 2 persen.

“Jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita Penyakit Jantung dengan prevalensi 1,6 persen dibandingkan penduduk perdesaan yang hanya 1,3 persen,” ucap Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu.

Disisi lain anggota PERKI Isman Firdaus mengatakan tingginya prevalensi Penyakit Jantung Koroner di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang.

Baca Juga: Usai Terbukti Bersalah Ketum Golkar Umumkan Sosok Pengganti Azis Syamsuddin, Simak Kelanjutanny

“Gaya hidup, merokok, dan pola makan merupakan kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), dilaporkan 50 persen penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death,” terangnya.

Terutama dimasa pandemi Covid-19 saat ini penyakit kardiovaskular memiliki risiko yang sangat tinggi dapat menyebabkan perburukan bahkan kematian.

Hal ini terlihat dari data di RS, yang menunjukkan bahwa tingkat perawatan di RS dan angka kematian pasien Covid-19 dengan komorbid juga meningkat selama pandemi.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Ingatkan Masyarakat Indonesia untuk Menjaga Ucapan Dalam Berbicara, Jangan Buat Orang

“Laporan RS dimasa pandemi menunjukkan bahwa 16,3% pasien yang dirawat dari ruang isolasi Covid-19 ternyata mempunyai komorbid. Namun pada situasi Covid-19, angka kematian meningkat 22-23 persen Ini salah satunya terjadi karena paparan Covid-19 yang menyebabkan perburukan dari jantung kita,” ujarnya.

Isman berharap agar masyarakat juga aktif menerapkan protokol kesehatan dan segera mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk memberikan perlindungan yang optimal.

“Kami dari PERKI meminta kepada seluruh masyarakat terutama yang memiliki penyakit jantung untuk menjaga protokol kesehatan ketat dan melakukan vaksinasi untuk mengurangi perburukan bahkan angka kematian,” harapnya.***

 

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah