Network
EDITORNEWS.ID - Getaran yang berkekuatan 7,8 magnitudo, diikuti beberapa jam kemudian oleh gempa susulan yang sedikit lebih kecil.
Bencana ini memusnahkan seluruh bagian kota-kota besar Turki di wilayah yang dipenuhi jutaan orang yang telah melarikan diri dari perang saudara di Suriah dan konflik lainnya.
Badai salju musim dingin menjadi penghambat untuk melakukan evakuasi dan penyelamatan.
Para pejabat mengatakan gempa itu membuat tiga bandara utama di daerah itu tidak dapat dioperasikan, semakin mempersulit pengiriman bantuan.
Erdogan menyampaikan simpatinya dan mendesak persatuan nasional, dengan mengatakan "Kami berharap bahwa kami akan melewati bencana ini bersama-sama sesegera mungkin dan dengan kerusakan paling sedikit".
Gempa pertama terjadi pada pukul 4.17 pagi waktu setempat di kedalaman sekitar 17,9 km dekat kota Gaziantep, Turki, yang merupakan rumah bagi sekitar 2 juta orang, kata Survei Geologi AS.
Lebih mendebarkan sebab Lembaga geologi Denmark juga memberikan keterangan bahwa getaran gempa dirasakan sejauh Greenland.
Osama Abdel Hamid, seorang penyintas gempa Suriah, mengatakan keluarganya sedang tidur ketika guncangan dimulai.
"Saya membangunkan istri dan anak-anak saya dan kami berlari menuju pintu," katanya. "Kami membukanya dan tiba-tiba semua bangunan telah runtuh."
"Banyak bangunan di berbagai kota dan desa di barat laut Suriah runtuh".
Lebih jelasnya, "bahkan saat ini, banyak keluarga yang berada di bawah puing-puing," kata Ismail Alabdallah.
Washington, Uni Eropa, dan Rusia semuanya segera mengirimkan belasungkawa dan tawaran bantuan.***
