Network
EDITORNEWS.ID - Keputusan Assad diumumkan dan disambut baik oleh sekretaris jenderal PBB, António Guterres yang mengatakan dua titik penyeberangan antara Turki dan Suriah barat laut, di Bab al-Salam dan Al Ra'ee, akan dibuka "untuk periode awal tiga bulan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang tepat waktu".
Hingga Senin, satu-satunya titik masuk ke provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah adalah melalui penyeberangan perbatasan Bab al-Hawa.
Kemudian, upaya sebelumnya untuk membuka rute kemanusiaan lainnya telah diveto oleh Rusia dan China yang telah mengklaim gerakan semacam itu tanpa persetujuan Assad akan merusak kedaulatan rezim di Damaskus.
Guterres mengumumkan perubahan pikiran Assad setelah pertemuan tertutup dewan keamanan PBB pada Senin sore (13/02/2023).
Baca Juga: Setelah Amerika Menembak Balon, Semua Mata Sekarang Terfokus Pada Hubungan Tiongkok-AS
"Ketika jumlah korban gempa bumi 6 Februari terus meningkat, mengirimkan makanan, kesehatan, nutrisi, perlindungan, tempat tinggal, persediaan musim dingin, dan persediaan penyelamat jiwa lainnya kepada jutaan orang yang terkena dampak adalah yang paling mendesak," kata Guterres.
"Membuka titik-titik penyeberangan ini bersama dengan memfasilitasi akses kemanusiaan, mempercepat persetujuan visa, dan memudahkan perjalanan akan memungkinkan lebih banyak bantuan masuk, lebih cepat," tambahnya.
Jumlah korban Turki sekarang melebihi 31.643 orang yang tewas dalam gempa pada tahun 1939, kata otoritas manajemen bencana dan darurat negara itu.
Di Suriah jumlah korban tewas telah mencapai 5.714 dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal melalui kombinasi gempa bumi dan perang saudara — yang telah berlangsung lama, dan situasi kemanusiaan sangat membutuhkan bantuan di daerah utara yang dikuasai pemberontak.
