Sinar matahari dan perubahan cuaca bisa memecah mikroplastik menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil, tulis para ilmuwan, sehingga terdapat kemungkinan mereka telah melewatkan nanoplastik dalam penelitian ini.
Baca Juga: Beasiswa Santri BAZNAS Telah Dibuka Sampai dengan 30 November, Simak Informasinya Berikut Ini
Pemodelan komputer menunjukkan bahwa mikroplastik ini telah melayang di bagian lain negara tirai bambu tersebut, dan para peneliti menduga partikel-partikel itu dapat mengubah cara awan terbentuk sehingga mempengaruhi cuaca.
Air dan es dapat mengembun di sekitar partikel udara untuk mendorong pembentukan awan, seperti abu vulkanik yang dimuntahkan setelah letusan. Jadi, para peneliti berpikir bahwa mikroplastik di udara mungkin berperilaku sama.***