Kandungan Mikroplastik di Atas Awan Pegunungan China, Apakah Berdampak Pada Cuaca?

- 17 November 2023, 20:17 WIB
Kandungan mikroplastik ini mengkhawatirkan karena kawasan Pesisir Timur Surabaya adalah daerah tangkapan perikanan bagi nelayan.
Kandungan mikroplastik ini mengkhawatirkan karena kawasan Pesisir Timur Surabaya adalah daerah tangkapan perikanan bagi nelayan. /Arahkata/

EDITORNEWS.ID - Mikroplastik dapat ditemukan dimana-mana, seperti pantai, makanan laut, puncak pegunungan, bahkan di tubuh bayi yang baru lahir. Dan bahkan baru-baru ini mikroplastik ditemukan di awan pegunungan china.

Tim yang dibentuk China untuk mengidentifikasi partikel-partikel kecil yang terdapat di situs warisan dunia Gunung Tai, berspekulasi bahwa kandungan mikroplastik yang terdapat diatas awan dapat mempengaruhi cuaca.

Penemuan yang diumumkan pada hari Rabu, 15 November 2023, menjelaskan bahwa kandungan partikel kecil ini dapat meningkatkan pembentukan awan, sehingga curah hujan semakin tinggi dan kondisi lingkungan menjadi lebih dingin, tetapi para ilmuwan mengatakan bahwa temuan ini masih butuh penelitian lanjutan .

Para ilmuwan menduga bahwa partikel di awan menaikan tingkat pembentukan awan dan membuat awan lebih mungkin membawa logam yang berasal dari polusi industri.

Baca Juga: PT SUCOFINDO Cabang Surabaya Buka Lowongan Tenaga Kontrak untuk 9 Posisi Berikut Ini

Apa itu Mikroplastik?

Mikroplastik didefinisikan sebagai partikel plastik yang lebih kecil dari lima milimeter, tetapi dalam penelitian ini, sebagian besar partikel (sekira 60 persen) lebih kecil dari 100 mikrometer.

Ada 1.000 mikrometer dalam satu milimeter, dan meskipun itu mungkin terdengar kecil, potongan-potongan kecil ini dapat memiliki efek yang sangat besar.

Tim dari penelitian ini mengumpulkan sampel air yang berasal dari awan di puncak gunung tersebut, mereka menganalisis sampel di bawah mikroskop dan dengan spektrometer untuk menentukan susunan kimiawi dari isi awan.

Dari 28 sampel, 24 diantaranya mengandung mikroplastik.

Sinar matahari dan perubahan cuaca bisa memecah mikroplastik menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil, tulis para ilmuwan, sehingga terdapat kemungkinan mereka telah melewatkan nanoplastik dalam penelitian ini.

Baca Juga: Beasiswa Santri BAZNAS Telah Dibuka Sampai dengan 30 November, Simak Informasinya Berikut Ini

Pemodelan komputer menunjukkan bahwa mikroplastik ini telah melayang di bagian lain negara tirai bambu tersebut, dan para peneliti menduga partikel-partikel itu dapat mengubah cara awan terbentuk sehingga mempengaruhi cuaca.

Air dan es dapat mengembun di sekitar partikel udara untuk mendorong pembentukan awan, seperti abu vulkanik yang dimuntahkan setelah letusan. Jadi, para peneliti berpikir bahwa mikroplastik di udara mungkin berperilaku sama.***

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah