AI Prediksi Kanker Payudara, Sesuai Diagnosis Para Ahli?

27 Oktober 2023, 18:13 WIB
Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) /

EDITORNEWS.ID - Kemajuan teknologi belakangan ini sangat membantu sektor kesehatan, dengan memanfaatkan artificial intelligent (AI) para ahli dapat memprediksi seseorang akan terkena kanker sebelum diagnosis dokter.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal radiologi pekan lalu menjelaskan bahwa, AI dapat memprediksi kanker payudara 2 tahun sebelum diagnosis. 

Penelitian ini mensurvei data dan informasi skrining pada ujian BreastScreen Norway yang dilakukan dari Januari 2004 hingga Desember 2019.

Para wanita yang kemudian didiagnosis menderita kanker payudara diberikan skor resiko oleh AI, skor tersebut berada pada skala 1-7 untuk keganasan beresiko rendah, 8-9 untuk tingkat menengah, dan 10 untuk keganasan tingkat tinggi.

Baca Juga: Canggih! AI Deteksi Diabetes, Hanya dengan Berbincang 10 Detik

Skala Ai dan fitur mammografi, seperti kalsifikasi dan kepadatan payudara diuji dan dinilai dengan total 2.787 ujian skrining dari 1.602 wanita yang rata-rata berusia 59 tahun.

Hasilnya mengungkapkan bahwa lebih dari 38% kanker terdeteksi pada skrining dan mencetak skala 10 pada resiko AI sebelum diagnosis kanker payudara.

Dalam kasus kanker yang terdeteksi pada skrining oleh AI yang tersedia 4 tahun sebelum diagnosis, 23% diantaranya memiliki skala 10.

Solveig Hofvind, kepala program skrining kanker payudara Norwegia dan profesor radiografi di Oslo dan Akershus University College of Applied Sciences di Norwegia, berbagi pemikiran tentang hasilnya.

Baca Juga: Microsoft Edge vs Google Chrome: 5 Keunggulan yang Membuat Edge Lebih Menarik

"Kami terkejut dengan hasilnya, sebagian besar kanker dapat dideteksi lebih awal seperti hari ini, menghasilkan pengobatan yang kurang agresif, dan dengan demikian lebih sedikit efek samping dan efek akhir pengobatan, [yang mengarah ke] kualitas hidup yang lebih baik, " tulisnya dalam email ke Fox News Digital.

Seorang Dokter onkologi ginekologi di Mount Sinai Medical Center di Miami Beach, Florida. Brian Slomovitz menganggap bahwa penelitian ini sangat menarik, meskipun dia tidak ikut andil dalam penelitian.

Menurut Brian, penelitian retrospektif ini memiliki potensi untuk deteksi dini.

Slomovitz mengungkapkan bahwa penelitian ini harus diimplementasikan ke dalam praktik klinis, namun ia masih memerlukan temuan serupa yang dilakukan secara prospektif.

Cara terbaik mengobati kanker adalah mencegah dan memusnahkannya sejak awal, dan jika penelitian ini berjalan lancar, maka penelitian kanker dapat dilakukan dengan bantuan AI, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik bagi pengidap.

Slomovitz optimis bahwa penelitian ini nantinya akan membawa sektor kesehatan dan penyembuhan kanker lebih baik lagi, sehingga nantinya seluruh kanker dapat dideteksi lebih awal dengan bantuan teknologi.

Seorang pakar AI dan dokter pengobatan darurat Dr. Harvey Castro dari Dallas, Texas mengungkapkan bahwa penelitian ini adalah sebuah kemajuan signifikan dalam deteksi dini kanker payudara.

Baca Juga: 6 Tips Mengatasi Laptop Tidak Bisa Connect ke Wifi, Coba Update Driver

Dengan deteksi dini dari teknologi ini, pasien dapat dirawat tepat waktu, mengurangi tingkat keparahan yang diderita, dan bahkan meningkatkan harapan hidup pasien.

"AI dapat berfungsi sebagai sepasang mata kedua, membantu ahli radiologi dalam mengidentifikasi potensi keganasan yang mungkin terlewatkan selama pemeriksaan manual," kata Castro.

Castro memperingatkan bahwa, meskipun ini sebuah kemajuan yang akan membantu nantinya, ketergantungan pada AI nantinya dapat menyebabkan diagnosis yang terlewatkan jika ada error pada AI atau tidak dapat mendeteksi keganasan tertentu.

Jangan menjadi ketergantungan terhadap mesin, jadikan AI sebagai pelengkap bukan pengganti para profesional medis, agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat terhindarkan.***

Editor: Sylvia Hendrayanti

Tags

Terkini

Terpopuler