Survei SMRC, Puan dan Airlangga Sangat Tidak Kompetitif di Bursa Calon Presiden

- 22 Agustus 2022, 09:07 WIB
Hasil Survey SMRC.
Hasil Survey SMRC. /

EDITORNEWS.ID - Hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sangat tidak kompetitif dalam bursa calon presiden 2024.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani, dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu, 21 Agustus 2022 mengatakan, sebagai pimpinan dua partai terbesar (PDIP dan Golkar), Puan Maharani dan Airlangga Hartarto memiliki peluang paling besar untuk dicalonkan dalam Pilpres 2024.

"Namun, dukungan pada keduanya sangat tidak kompetitif dibanding tokoh partai lain, terutama Prabowo Subianto," kata Deni dalam survei SMRC yang bertajuk "Kecenderungan Elektabilitas Calon Presiden".

Dilansir dari Antara, Senin 22 Agustus 2022, Deni Irvani menyebutkan, dalam pertanyaan semi terbuka dengan daftar 43 nama, Puan hanya mendapatkan dukungan 1 persen dan Airlangga 0,5 persen.

Baca Juga: Rayakan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI, AHY Ajak Rawat Persatuan Demokrasi dan Kebangkitan Ekonomi

Sementara tokoh partai besar lain seperti Prabowo mendapatkan 16,7 persen.

"Dukungan pada dua pimpinan partai terbesar ini tidak mengalami kemajuan dalam satu setengah tahun terakhir," tuturnya.

Pada Maret 2021, dalam pertanyaan semi terbuka, dukungan pada Puan sebesar 0,5 persen menjadi 1 persen pada Agustus 2022.

Sementara dukungan pada Airlangga 0,1 persen pada Maret 2021 menjadi 0,5 persen pada Agustus 2022.

Baca Juga: Jual Beli Jabatan KPK Menetapkan Bupati Pemalang Sebagai Tersangka Suap

Deni melanjutkan bahwa jika yang maju hanya elite-elite inti partai, dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 5 nama (Prabowo vs AHY vs Puan vs Muhaimin vs Airlangga), Prabowo mendapat dukungan terbesar, 39,4 persen disusul AHY 13,3 persen, Puan 6,9 persen, Muhaimin 6,7 persen, dan Airlangga 3,3 persen.

Masih ada 30,3 persen yang belum tahu atau tidak menjawab.

Dalam simulasi 5 nama tokoh partai besar, kata Deni, suara Puan stagnan dari 5,7 persen pada Maret 2022 menjadi 6,9 persen pada Agustus 2022.

Hal yang sama terjadi pada Airlangga, dari 5,3 persen pada Maret 2022 menjadi 3,3 persen pada Agustus 2022.

Baca Juga: Satgasus Merah Putih Resmi Dibubarkan, Bagaimana Tanggapan Anggota DPR ?

Dia menyebutkan, lemahnya dukungan publik pada Puan karena tingkat kedisukaan atau likeability yang rendah dan cenderung semakin rendah.

"Dari 67 persen yang tahu Puan Maharani, hanya 44 persen yang mengaku suka. Angka ini mengalami penurunan dalam satu setengah tahun terakhir, dari 60 persen pada Maret 2021 menjadi 44 persen pada survei Agustus 2022," ucapnya.

Sementara Airlangga lemah, baik dari aspek kedisukaan maupun kedikenalan. Hanya ada 38 persen publik yang mengenal atau tahu Airlangga.

Kedikenalan itu sedikit mengalami peningkatan, dari 26 persen (Maret 2021) menjadi 38 persen (Agustus 2022).

Baca Juga: Jemput Kemenangan Partai Demokrat Sumut, Lokot Mulai Panaskan Mesin Partai

Dari yang tahu, hanya 61 persen yang suka. Kedisukaan Airlangga ini meningkat dari 48 persen pada Maret 2022, tapi masih jauh lebih rendah dibanding kedisukaan Ganjar (83 persen).

"Dukungan pada Puan dan Airlangga sangat rendah dan tidak mengalami kemajuan. Peluang keduanya untuk menang dalam pemilihan presiden mendatang masih sangat kecil," ucap Deni.

Halaman:

Editor: Liston


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah