Baca Juga: Terharu! Pak Dosen Ngajar Sambil Gendong Anak, Netizen : Dosen Idaman
Keadaan tersebut membuat motor Ducati Desmosedici GP22 andalan Bagnaia sulit dikendalikan. Dia harus kehilangan sejumlah posisi, dan menyelesaikan balapan di peringkat kesembilan.
“Rasanya menyenangkan. Ini adalah balapan tersulit sepanjang hidup. Saya mengalami kesulitan. Misi saya hanya untuk berada di posisi lima besar,” kata bagnaia selepas balapan.
Bagnaia sendiri tampaknya tidak sadar jika sayap depannya menghilang. Karena dia merasakan jika motornya jadi sulit dikendalikan. Namun, hal itu membuat balapan menjadi begitu ikonik.
“Saya tidak tahu mengapa, tetapi setelah tiga atau empat lap, saya kesulitan mengendalikan bagian depan motor. Namun, paling penting adalah kami menjadi juara dunia. Ini adalah hari yang besar dan saya sangat senang,” ujarnya.
Bagnaia mengakhiri penantian 15 tahun Ducati mengirim pembalapnya menjadi juara di kelas primer MotoGP. Ini juga kali pertama rider Italia mampu membawa pulang titel sejak Valentino Rossi di musim 2009. ***