Tiktok Kecam Keras Kekerasan di Myanmar Dan Melarang Unggah di Media Miliknya

- 22 Maret 2021, 06:09 WIB
TikTok di Myanmar melarang unggahan video kekerasan
TikTok di Myanmar melarang unggahan video kekerasan /Kolase Foto dari Pixabay dan akun Instagram @myanmartoppost/

EDITORNEWS - TikTok sebuah jejaring sosial, yang dirilis 4 tahun lalu itu menyatakan telah 'secara agresif melarang' akun dan perangkat di Myanmar, dalam upaya untuk mengekang informasi yang salah dan penyebaran video kekerasan di platform digital miliknya.

Dilansir The Verge melalui Antara, Rest of World melaporkan bahwa tentara pemerintah di Myanmar telah memposting ratusan video ke TikTok sejak militernya merebut kekuasaan pada Februari.

Dalam film pendek tersebut mengenai propaganda pro-pemerintah tradisional, dan informasi yang salah yang dimaksudkan untuk membingungkan pengunjuk rasa, hingga ancaman dari tentara dengan senjata.

Baca Juga: Pesona Lee Min Ho Dengan Kaca Mata Optik, Netizen: Dia Tambah Imut dan Matanya Ajaib

TikTok menghapus beberapa video awal bulan ini setelah media melaporkan tentang meningkatnya ujaran kebencian dan ancaman di negara Asia Tenggara itu.

Reuters melaporkan, ketika para demonstran terus memprotes kudeta 1 Februari, lebih dari 200 orang telah tewas di Myanmar. Tetapi Rest of World melaporkan bahwa platform video pendek itu mengaku tidak bergerak cukup cepat untuk menghentikan penyebaran video yang mengancam dan konten kekerasan lainnya.

"Promosi kebencian, kekerasan dan informasi yang salah sama sekali tidak memiliki tempat di TikTok," kata juru bicara perusahaan dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email ke The Verge.

Baca Juga: Polemik Didepaknya Timnas Indonesia di All England, Presiden Jokowi Turun Tangan. 

Baca Juga: GOT7 Kejutkan Publik Dengan Rilis 'ENCORE'. Ahgase, GOT7 Tak Bubar !

Para pendukung kesetaraan hak mengatakan kepada Rest of World bahwa penggunaan TikTok untuk menyebarkan propaganda pemerintah di Myanmar memiliki kesamaan dengan cara militer negara itu menggunakan Facebook untuk memicu kekerasan dan ujaran kebencian terhadap minoritas Rohingya pada awal 2010-an.


“Ketika kami mengidentifikasi situasi yang meningkat pesat di Myanmar, kami dengan cepat memperluas sumber daya khusus kami dan selanjutnya meningkatkan upaya untuk menghapus konten yang melanggar. Kami secara agresif melarang banyak akun dan perangkat yang kami identifikasi mempromosikan konten berbahaya dalam skala besar," lanjut pernyataan tersebut.

Baca Juga: Awas Rudal. Korut-Malaysia Putuskan Hubungan Diplomatik : Malaysia Usir Diplomat Korut

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa aplikasi TikTok akan terus melakukan investasi yang signifikan untuk menanggapi ancaman baru untuk menjaga TikTok di Myanmar sebagai platform yang aman.***

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah