Ratusan Demonstran Tentang Kudeta Militer Unjuk Rasa di Depan Kedubes China di Yangon

- 12 Februari 2021, 14:51 WIB
Aksi demonstrasi di Yangon, Myanmar
Aksi demonstrasi di Yangon, Myanmar /Reuters/Stringer/

EDITORNEWS - Ratusan demonstran yang menentang kudeta militer berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar China di Yangon, Kamis.

Massa menuduh China mendukung pemerintah junta militer, meskipun otoritas di Beijing membantah dugaan tersebut.

"Dukung Myanmar, Jangan dukung diktator," demikian tulisan salah satu poster aksi dalam Bahasa China dan Bahasa Inggris.

Baca Juga: Balas Dendam, Tahun Baru Imlek BBC World News di Larang Mengudara di China 

Baca Juga: Kebun Binatang Bandung Tetap Beroperasional Seperti Biasa untuk Mengisi Akhir Pekan Imlek 2021

Salah satu pengunjuk, saat diwawancarai media setempat, mengatakan "menteri-menteri di China terlihat mendukung kudeta militer".

Kedutaan Besar China di Yangon belum menanggapi pernyataan tersebut.

Namun, pihak kedutaan pada Rabu (10/2), lewat unggahannya di Facebook, membantah kabar yang menyebutkan pesawat-pesawat China mendarat di Yangon membawa beberapa tenaga ahli. Namun, Kedutaan Besar China menyampaikan pesawat itu hanya membawa barang-barang impor dan ekspor, salah satunya produk makanan laut.

Baca Juga: Kawasan Baduy Dalam ditutup Selama 3 Bulan untuk Wisatawan

Laman Facebook Kedutaan Besar China tidak dapat dibuka kemarin 11 Februari.

Saat ditanya mengenai rumor bahwa China mengirim peralatan dan ahli teknologi informasi (IT) ke Myanmar, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan pihaknya belum mendengar ada laporan itu.

"Ada kabar bohong dan rumor tentang China terkait situasi di Myanmar," kata Wenbin. Ia menegaskan China mengikuti perkembangan situasi di Naypyitaw dan berharap seluruh pihak mengedepankan kepentingan bangsa dan stabilitas nasional.

Baca Juga: Selebgram Tik Tok Dazharia Shaffer Wafat di Usia 18 Tahun dalam Keadaan Bunuh Diri

China sebelumnya dicurigai telah memata-matai Myanmar, negara yang berada di posisi strategis secara ekonomi untuk Beijing. China juga sering mendukung Myanmar saat negara itu dikritik oleh Barat.

Di tengah banyaknya kritik terhadap kudeta militer 1 Februari yang dilontarkan negara-negara Barat, China terlihat hati-hati dalam memberi tanggapan. Beijing lebih menekankan pada pentingnya menjaga stabilitas.

Beberapa media pemerintah di China menyebut kudeta sebagai "perombakan kabinet".

Baca Juga: Waspada Beri Informasi Hoaks Pribadi Seseorang Denda Rp20 Miliar dari Kemenkominfo

Walaupun demikian, China sepakat dengan pernyataan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang meminta otoritas junta militer segera membebaskan penasihat negara Aung San Suu Kyi serta tahanan politik lainnya.

Tidak hanya itu, DK-PBB lewat pernyataannya juga cemas terhadap penetapan status darurat di Myanmar.***

Editor: Aditya Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x