AS Legalkan Robot Pembunuh untuk Bantu Polisi Perangi Kriminalitas

1 Desember 2022, 19:43 WIB
Para aktivis dari Kampanye untuk Menghentikan Robot-robot Pembunuh telah menjadwalkan sejumlah protes terhadap senjata-senjata otonom.*/NEWS.SKY.COM /

EDITORNEWS.ID - Pesatnya kemajuan akan dibarengi oleh maraknya aksi kriminalitas. Terlebih jika ketimpangan sosial makin menganga.

Sebagai sebuah negara maju, Amerika Serikat (AS) mulai mengantisipasi tingginya kriminalitas dengan teknologi. Hal ini diwujudkan dengan hadirnya robot polisi yang bisa melumpuhkan penjahat dengan mudah.

Terbaru, Kepolisian San Francisco akan bisa menggunakan robot yang mampu membunuh orang dalam situasi darurat. Hal ini, dilegalkan setelah anggota parlemen menyetujui kebijakan baru yang sangat kontroversial tersebut.

Berdasarkan voting di parlemen, mayoritas setuju untuk memberikan robot pembunuh kepada polisi. Keputusan itu pun sekaligus membungkam kelompok kebebasan sipil dan kelompok pengawasan polisi.

Baca Juga: 14 Orang Tewas Terkena Longsor Saat Hadiri Pemakaman

Putusan ini menimbulkan debat emosional. Perpecahan di dewan liberal politik pun kian tampak atas dukungan untuk penegakan hukum.

Para penentang mengatakan otoritas akan mengarah pada militerisasi. Terlebih faktanya kepolisian AS sudah dikenal terlalu agresif dengan masyarakat miskin dan minoritas.

Supervisor Connie Chan, anggota komite yang medukung keputusan ini, mengatakan dia memahami kekhawatiran tentang penggunaan kekuatan. Namun menurutnya putusan ini sudah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

"Menurut undang-undang negara bagian, kami diharuskan untuk menyetujui penggunaan peralatan ini. Jadi di sinilah kita, dan ini jelas bukan diskusi yang mudah," kata Connie, dikutip dari Independent.

Baca Juga: Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand Daftarkan Kebaya Jadi Warisan Budaya
Sementara itu, Departemen Kepolisian San Francisco mengatakan tidak memiliki robot. Mereka pun tidak punya rencana untuk mempersenjatai robot dengan senjata meskipun memang diizinkan.

"Robot yang dilengkapi dengan cara ini hanya akan digunakan dalam keadaan ekstrem untuk menyelamatkan atau mencegah hilangnya nyawa tidak berdosa lebih lanjut,” kata juru bicara Kepolisian San Francisco, Allison Maxie.

Petugas hanya dapat menggunakan robot setelah menggunakan kekuatan alternatif atau taktik de-eskalasi. Selain itu hanya sejumlah kecil perwira tinggi yang memiliki akses penggunaan robot sebagai opsi kekuatan yang mematikan.

Untuk diketahui, Kepolisian San Francisco saat ini memiliki selusin robot darat. Robot-robot tersebut biasa digunakan untuk mendeteksi bom atau menyediakan pengelihatan dalam situasi jarak pandang rendah.***

Editor: Aditya Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler