Luar Biasa, Raja Charles III, Pemimpin Monarki Inggris yang Dikenal Peduli Islam

27 September 2022, 13:42 WIB
Raja Charles III /

EDITORNEWS.ID – Sepeninggal Ratu Elizabeth II yang berpulang pada 8 September 2022. Raja Charles III kini telah resmi menjadi pemimpin monarki Inggris.

Sebagai seorang pemimpin kerajaan, jelas Raja Charles III tidak bisa lagi bebas berbicara dan beropini.

Namun satu yang perlu diingat, ia punya pandangannya unik soal Islam.

"Islam adalah penjaga salah satu warisan terbesar dari kebijaksanaan dan pengetahuan spiritual yang tersedia bagi umat manusia," katanya saat masih menjadi pangeran dalam pidato tentang Islam dan lingkungan di Oxford University tahun 2010.

Baca Juga: Shin Tae-yong Punya Formula Pamungkas Jitu Bendung Aksi Pemain Curacao

Raja Charles III memang punya ketertarikan dengan Islam, dan pernah mencoba belajar bahasa Arab agar bisa membaca Al-Qur'an.

Hal ini terungkap dalam buku berjudul Charles At Seventy: Raja Charles III memang punya ketertarikan dengan Islam, dan pernah mencoba belajar bahasa Arab Thoughts, Hopes and Dreams.

Ia pun tercatat pernah berpidato soal hubungan dunia Islam dan Barat pada 1993. Hal ini ia lakukan saat aktif sebagai anggota pelindung Pusat Studi Islam Oxford University.

"Saya percaya dengan sepenuh hati, hubungan antara dua dunia ini kini menjadi lebih penting daripada sebelumnya, karena tingkat kesalahpahaman antara dunia Islam dan Barat sangat tinggi," katanya.

Baca Juga: Fix ! BTS Wajib Wamil, ARMY Geram hingga Hujat Pemerintah Korsel karena Lamban Ambil Keputusan

Pada tahun 2020, Raja Charles III mengunjungi Palestina untuk pertama kalinya. Dalam kesempatan itu ia menunjukkan dukungannya kepada warga Palestina agar mereka bisa "bebas, mendapat keadilan dan kesetaraan".

Dia juga pernah secara terbuka menyampaikan ketidaksetujuannya dengan larangan penggunaan burqa di Eropa.

Lalu apa pengaruhnya semua ini bagi warga Muslim dunia, terutama setelah ia menjadi Raja Inggris?.

Raja Charles berkuasa tepat saat ada penelitian yang menunjukkan bahwa Muslim adalah kelompok "yang paling tidak disukai" kedua di Inggris setelah Gypsy dan pelancong Irlandia.

Baca Juga: Jungkook Membuat Semua Hyungnya Tertawa Karena Kepolosannya Soal Orangtuanya

Survei yang dilakukan University of Birmingham mengatakan hampir 26 persen orang Inggris menilai negatif warga Muslim.

Sekretaris Jenderal dari Muslim Council of Britain, mengatakan monarki Inggris memiliki peran penting dalam menantang narasi negatif soal Islam.

Salah satunya dengan menawarkan lebih banyak pesan soal persatuan dan inklusivitas.

Baca Juga: Betemu Rocky Gerung, Gibran Tantang: 'Pak, Kritik Saya Dong Langsung Face to Face' Begitu Kan Enak

"Kami juga berharap Raja akan membangun warisannya sendiri sebagai Pangeran Wales, sesuai keinginannya untuk menjadi pembela agama, dan terus memperjuangkan hak kelompok-kelompok agama untuk menjalankan ajarannya secara bebas di Inggris," kata Zara.

Cendekiawan muslim Inggris Abdal Hakim Murad, mengatakan Raja Charles pantas mendapat pujian atas upayanya untuk mendorong rekonsiliasi.

Hal itu ia sampaikan dalam khotbah Jumat di Masjid Cambridge pascaberpulangnya Ratu Elizabeth II.

"Di zaman ketika kesalahpahaman tentang agama Muslim ada di mana-mana, kita menyambut fakta kalau ia tercatat punya simpati terhadap Islam, ia banyak membuat pernyataan yang mendukung hubungan baik antaragama, rasa hormat, dan rasa saling pengertian yang lebih baik," kata Abdal Hakim Murad.***

Editor: Aditya Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler