BMKG: Menghimbau Warga untuk Tetap Waspada Terhadap Daerah yang Rawan Terjadi Gempa

- 19 Februari 2021, 08:27 WIB
Keterangan Pers Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Mamuju.
Keterangan Pers Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Mamuju. /BMKG

EDITORNEWS - Gempa bumi sudah banyak terjadi di Indonesia, keadaan ini menyebabkan banyak korban jiwa juga material dengan berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat pada 15 Januari 2021 sebanyak 7.240 unit.

Gempa bumi terjadi tidak bisa diprediksi tetapi dengan melihat pertanda gempa kecil yang terjadi ini harus diwaspadai dan sering melanda puluhan kali didaerah di Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun Sumatera dan daerah-daerah di Indonesia timur sejak sebulan terakhir, bisa jadi pertanda yang harus diwaspadai.

Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat tetap mewaspadai potensi dan risiko terjadinya gempa besar.

Baca Juga: BMKG: Masyarakat Diminta Waspada, Jakarta Berpotensi Hujan Petir Disertai Kilat dan Angin Kencang

Baca Juga: BMKG: Daerah Pacitan Jatim Terkena Guncangan Gempa Tektonik 4,7 Magnitudo tidak Berpotensi Tsunami

 

Dalam kunjungannya di Pacitan kamis 18 Februari 2021, Dwikorita mengatakan dengan waspada kita dapat mempersiapkan jalur mitigasi yaitu upaya mengurangi resiko bencana kedaerah yang dianggap aman.

Gempa tidak bisa diprediksi tetapi bisa diperkirakan zona-zonanya, mana yang harus diwaspadai hal ini dilihat dari Intensitas kegempaan yang meningkat.

Selama kurun Januari saja, terjadi 85 kali kejadian kegempaan yang tersebar mulai dari Aceh, Nias, Bengkulu, dan Lampung dan juga melanda daerah pesisir selatan Pulau Jawa, mulai dari Banten, Jabar, dan Jateng.

Baca Juga: BMKG: Waspada 5 Provinsi di Pulau Jawa Siaga Banjir, Diantaranya

Baca Juga: BMKG: Hujan Intensitas Lebat Berpotensi Melanda Wilayah Bogor dan Depok

Sementara untuk daerah bagian timur peningkatan kegempaan juga melanda Lombok, Sumbawa, Sumba, hingga Sulawesi, mulai dari Sulbar, Sulteng, Gorontalo, hingga Laut Maluku.

Belajar dari sejumlah kejadian gempa di Indonesia, maka gempa dengan guncangan besar tidak akan terjadi dengan tiba-tiba untuk mengurangi resiko bencana maka jalur mitigasi dipersiapkan, rute terpendek ke daerah aman harus dibuat sejak dini supaya proses penyelamatan atau evakuasi warga akan lebih mudah.

Mitigasi yaitu upaya mengurangi resiko bencana kedaerah yang dianggap aman. Daerah pesisir pantai di Jawa maupun luar Jawa yang menjadi jalur kegempaan yang berpotensi tsunami.

Baca Juga: BMKG: Masyarakat Tetap Harus Waspada Terhadap Gempa yang bisa Berlanjut dan Berakibat Kedaerah Lain

Baca Juga: Judul, Dipaksa Berhubungan Badan Kedua Kali, Remaja 15 Tahun Nekat Menghabiskan Kerabat Sendiri

Berlaku untuk warga pesisir pantai, seperti wilayah Pacitan, Trenggalek, Malang, Jember, Banyuwangi padahal 'golden time'-nya hanya 20 menit. Ini yang dikatakan membuat mitigasi tadi kata Dwikorita.

Cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan membudayakan pengurangan risiko bencana sebagaimana anjuran pemerintah daerah melalui BPBD setempat.

Dwikorita mengimbau warga untuk tidak panik kepada masyarakat untuk tetap tenang harus memiliki kesadaran dan budaya mitigasi, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi gempa bisa segera menjauh dari pantai dan mencari perlindungan di daerah tinggi.***

Editor: Liston

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah