Usai Viral Kapolda Metro Jaya Fadil Imran Terima Telpon, Istana Negara Langsung Buka Suara

17 Oktober 2022, 09:40 WIB
Detik-detik Kapolda Metro Jaya Fadil Imran tertangkap menelepon saat pertemuan di Istana Negara. /Twitter/AlMawardin7/

EDITORNEWS.ID - Aksi Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran yang menerima telpon di Istana Negara sempat viral di media sosial.

Fadil Imran kala itu menjadi sorotan publik setelah dirinya menerima telpon jelang pengarahan Presiden Jokowi.

Menyahuti hal itu, Sekretariat Presiden (Setpres) langsung buka suara.

Setpres menegaskan jika ponsel yang digunakan Fadil Imran merupakan ponsel protokoler Istana.

Baca Juga: Teddy Minahasa Menolak Diperiksa, Minta Kuasa Hukum Pribadi

Di mana dalam video yang beredar memperlihatkan, Fadil awalnya terlihat duduk di barisan kedua jajaran polisi yang diundang ke Istana Negara.

Tak berselang lama, seorang protokoler datang menghampiri Fadil dan menyerahkan handphone.

Fadil pun langsung menerima ponsel tersebut.

Mantan Kapolda Jawa Timur itu tampak menelepon menggunakan handphone yang diserahkan protokoler sambil membungkukkan badannya ke depan.

Baca Juga: Buntut Kasus Narkoba Teddy Minahasa, Polda Metro Jaya Pecat 5 Anggota Polisi

Acara pengarahan dari presiden saat itu memang mulai. Para perwira polisi yang diundang juga terlihat masih berbincang satu sama lain.

Melalui Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media, Bey Machmudin, menjelaskan jika Kapolda Metro Jaya saat itu menerima telepon dari stafnya melalui protokoler Istana.

Komunikasi itu diizinkan sebab ada laporan penting yang harus disampaikan dan acara pengarahan presiden belum mulai.

"Jadi pertama stafnya Pak Fadil harus melaporkan hal yang penting, kemudian nelepon ke salah satu staf protokol istana, untuk berbicara dengan Pak Fadil. Sebelum bicara, staf protokol meminta izin dulu ke internal, apakah diizinkan, mengingat acara belum mulai. Karena acara belum mulai, handphone-nya protokol itu dikasih ke Pak Fadil. Tapi setelah itu juga diambil lagi," kata Bey dilansir dari sejumlah laman, Minggu, 16 Oktober 2022.

Baca Juga: Usai Apin BK, Polri Tangkap 3 Tersangka Judi Online di Kamboja

Bey juga mengatakan jika Kapolda Metro Jaya menerima telepon dalam waktu yang singkat.

Setelah selesai, ponsel itu kembali diambil oleh protokoler Istana.

"Tidak lama, setelah itu juga diambil lagi, dibalikin lagi. Dan itu juga kalau acara sudah mulai, tidak akan kita izinkan. Karena itu ada yang harus dilaporkan penting, jadi ya kita izinkan," ujar Bey.

Seperti diberitakan, Presiden Jokowi mengumpulkan pejabat Mabes Polri, Kapolda hingga Kapolres di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Juga: Terkait Kasus Irjen Teddy Minahasa, Polda Metro Jaya Tetapkan 11 Tersangka

Pejabat Polri yang dipanggil Jokowi dilarang membawa ponsel hingga mengajak ajudan atau sering disebut sebagai ADC (aide de camp).

Pejabat Polri yang dipanggil diminta mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) tanpa tutup kepala dan tongkat.

Dalam arahannya, Jokowi menyoroti gaya hidup Polri.

Dia meminta pejabat Polri mengerem gaya hidup mewah.

Jokowi awalnya mengatakan saat ini 66 negara sedang berada di posisi rentan.

Jokowi juga mengatakan 345 juta orang di 82 negara negara sudah masuk menderita kekurangan pangan akut.

Baca Juga: Viral! Oknum Polisi Jilat Kue Ulang Tahun dan Mengejek HUT TNI Ke-77.

"Ini yang semua kapolda, kapolres, pejabat utama Polri harus tahu, keadaan situasi ini harus ngerti sehingga punya sense of crisis yang sama. Hati-hati dengan ini, hati-hati," ujar Jokowi dalam pengarahan seperti dilihat di YouTube Setpres, Sabtu, 15 Oktober 2022.

Kemudian Jokowi menyoroti masalah gaya hidup Polri.

Dia meminta mereka ngerem dalam masalah gaya hidup.

"Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus, hati-hati. Saya ingatkan, hati-hati," ujarnya lagi.

Baca Juga: Komisi III DPR RI Apresiasi Penindakan Judi di Sumut

Jokowi juga mengatakan, di era saat ini, Polri tidak bisa lagi menutup-nutupi masalah gaya hidup.

Jokowi mengatakan era saat ini sudah terbuka karena ada media sosial.

"Masanya yang lalu-lalu sudah usai. Teknologi sekarang ini menyebabkan interaksi sosial berubah total. Social media bisa mengabarkan, bukan hanya TV, media cetak, media online. Pribadi-pribadi kita bisa menjadi surat kabar, bisa jadi media, yang setiap saat munculkan perilaku kita sehari-sehari kayak apa, meskipun sembunyi-sembunyi," ucap Jokowi mengakhiri.***

Editor: Liston

Tags

Terkini

Terpopuler