Peretas Jadikan Karyawan WFH Sebagai Mangsa Data

7 Januari 2021, 15:24 WIB
Ilustrasi Penyerangan Hacker /Pixabay/

EDITORNEWS - Popularitas bekerja dari rumah, atau Work From Home(WFH), meningkat sejak pandemi. Secara otomatis karyawan membutuhkan jaringan yang aman untuk terhubung ke jaringan kantor mereka, misalnya dengan menggunakan VPN.

Sementara peretas, mereka memanfaatkan Covid-19 untuk melancarkan serangan termasuk untuk sektor kesehatan.

Karyawan di berbagai sektor industri diminta untuk bekerja dari rumah demi mengurangi penyebaran virus .

Baca Juga: Australia Akan TeruskanPeluncuran Vaksin dalam Dua Minggu

Perusahaan keamanan komputasi awan Trend Micro, dalam laporan "Turning The Tide", memprediksi kejahatan siber tahun 2021 ini menargetkan rumah untuk mencuri data.

Laksana Budiwiyono selaku Country Manager Trend Micro Indonesia saat jumpa pers virtual, mengatakan

Baca Juga: Gempa Terjadi Di Beberapa Titik Indonesia, Diduga akan ada Tsunami, Ini Penjelasannya

"Saat mulai memasuki dunia pasca pandemi, tren kerja jarak jauh kemungkinan akan tetap digunakan di banyak organisasi. Kami memprediksi serangan yang menargetkan data dan jaringan perusahaan akan lebih agresif,".

Keamanan jaringan di rumah berbeda dengan jaringan perkantoran, yang umumnya diproteksi tinggi oleh tim teknologi informasi (TI).

Baca Juga: Yugyeom Bergabung dengan AOMG, Tinggalkan Agensi JYP Entertainmetnt

Peretas sebenarnya berusaha mencuri data-data perusahaan, namun, seiring dengan popularitas WFH, target serangan beralih ke jaringan karyawan di rumah, tidak lagi menyerang langsung ke perusahaan.

Semakin tinggi jabatan seseorang dalam suatu perusahaan, semakin tinggi pula risiko dia mengalami serangan siber.

Baca Juga: Fahri Hamzah Sindir Kinerja Tri Risma Harini

Tapi, bukan hanya pejabat yang berisiko menjadi target, para karyawan yang memegang data perusahaan, seperti bidang sumber daya manusia (SDM) juga berisiko.

Untuk itu, Laksana menyarankan tim TI perusahaan perlu melindungi para karyawan yang bekerja dari rumah, misalnya memberikan VPN agar bisa tersambung ke jaringan yang aman.

Baca Juga: Hari Ini Belajar Sudah Dimulai Tatap Muka, Simak Fakta-Faktanya

Perusahaan juga perlu meningkatkan kontrol terhadap keamanan mereka dan menggunakan prinsip "zero trust", mencurigai aktivitas yang tidak lazim.

Selain mengenai WFH, pandemi Covid-19 juga dimanfaatkan peretas untuk melancarkan serangan siber. Salah satu hal yang banyak ditemui adalah menggunakan kata kunci "Covid-19" atau informasi yang berhubungan dengan virus corona, misalnya melalui email.

Baca Juga: Unjuk Rasa Kekalahan Donald Trump Diakhiri dengan Bentrok Besar-besaran

Serangan siber juga membayangi sistem cloud, seperti pembajakan, kesalahan konfigurasi sampai mengambil alih server.

Perusahaan yang bergerak di keamanan siber, Kaspersky, melihat pengguna internet di Asia Tenggara berjumlah hampir 70 persen dari populasi, atau sekitar 400 juta orang.

Baca Juga: 4 Minuman yang Dilarang Untuk Penderita Diabetes

Sayangnya, karena keterampilan digital yang tidak merata, faktor manusia menjadi celah yang dimanfaatkan peretas untuk melancarkan serangan siber di wilayah ini.

Sepanjang tahun 2020, Kaspersky menekankan serangan terbanyak berupa cryptomining,  phishing,  ransomware dan DDos.

Laksana berpendapat selain memperkuat perlindungan selama WFH, karyawan juga perlu diberi pemahaman mengenai cara menjaga keamanan ketika bekerja dari rumah.***

Editor: Liston

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler