Network
EDITORNEWS - Rizal Ramli mengatakan pada Fadli Zon, pemerintah Presiden Jokowi menaikkan harga seperti copet.
Rizal Ramli Mantan Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Alam pada era Presiden Abdurahman Wahid ini menyatakan hal tersebut pada bincang dengan Fadli Zon.
Di You Tube Fadli Zon Official, Sabtu, 2 Oktober 2021, Rizal Ramli kembali mengkritisi dan mempertanyakan kebijakan pemeritahan Jokowi.
Kepada Fadli Zon dikatakannya bahwa pemerintahan saat ini seringkali menaikkan harga secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Baca Juga: Pandangan Rizal Ramli, Ekonomi Indonesia Sudah Masuk ICU
Menurut Rizal Ramli kondisi masyarakat sedang sulit, susah tapi pemerintah justru menaikkan harga secara tiba-tiba, masyarakat dan dunia usaha belum memiki persiapan.
"Ini ekonomi rakyat lagi susah dan cara-cara mereka menaikkan harga ini kayak copet," kata Rizal Ramli.
Rizal Ramli mengatakan bahwa seharusnya kebijakan pemerintah sebelum direalisasikan diumumkan terlebih dahulu.
Pemerintahan sebelumnya tidak melakukan cara-cara semacam ini, selalu mengumumkan terlebih dahulu.
"Kalau dulu kan semua kita umumkan, listrik akan naik 3 bulan lagi, jadi rakyat bersiap-siap apa yang perlu dikurangi, apa yang perlu ditabung," ujar Rizal Ramli.
Baca Juga: Rizal Ramli Terkejut Saat Diundang ke Perpustakaan Fadli Zon, Ini Ternyata Isinya
Hari ini tidak, rakyat tidak diberitahu, tiba-tiba tagihan bulanannya naik, kantongnya bolong.
"Ini pemerintah udah kayak copet, Fadli," ujar Rizal Ramli lugas kepada Fadli Zon.
Rizal Ramli juga mengkritisi kebijakan mengenai penerapan pajak.
Dia menyebut saat ini pengusaha kecil dipungut pajak, tepi justru pajak pengusaha besar dihapuskan.
Pemerintah seharusnya menolong pengusaha menengah ke bawah karena merupakan mayoritas.
"Bagaimana justru dalam kondisi susah gini you harus tolong yang menengah ke bawah, ini kan mayoritas," tutur Rizal Ramli.
Pemerintah dalam kondisi seperti saat ini menurut Rizal Ramli seharusnya membantu pengusaha golongan menengah ke bawah.
Karena golongan sektor menengah ke bawah ini merupakan yang terdampak dalam kondisi pandemi saat ini dan jumlahnya mayoritas, sangat banyak.***
