Network
EDITORNEWS - Proses penyidikan dan pendalaman kasus korupsi bansos pengadaan sembako yang menyeret nama mantan mensos terus dikebut KPK.
Mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara disebut-sebut terlibat dan menerima aliran dana dari bansos di Kementerian Sosial, hingga statusnya menjadi tersangka.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan proses pendalaman pemeriksaan perihal adanya pembagian besaran "fee" untuk tersangka mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara (JPB) dalam kasus suap pengadaan bantuan sosial (bansos) untuk wilayah Jabodetabek Tahun 2020. Baru-baru ini, KPK telah memeriksa Ardian Iskandar Maddanatja dari unsur swasta sebagai saksi untuk tersangka Juliari dan kawan-kawan pada Selasa 12 Januari 2021.
Baca Juga: Kembali Panggil Satu Saksi, KPK Terus Dalami Kasus Bansos yang Seret Mantan Mensos
Baca Juga: Kementrian Sosial Ditangkap KPK dalam OTT Kasus Korupsi Bansos
"Penyidik masih terus menggali terkait dengan proses pengadaan bansos di wilayah Jabodetabek Tahun 2020 di Kemensos yang diduga dikerjakan oleh perusahaan saksi dengan adanya pembagian besaran "fee" untuk diberikan kepada tersangka JPB," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 13 Jauari 2021.
Diketahui Ardian yang juga pemilik PT Tigapilar Agro Utama tersebut merupakan salah satu tersangka kasus tersebut, namun penyidik memeriksanya dalam kapasitas sebagai saksi.
KPK telah menetapkan Ardian dan Juliari bersama tiga orang lainnya sebagai tersangka, yaitu dua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kemensos Matheus Joko Santoso (MJS) dan Adi Wahyono (AW) serta Harry Van Sidabukke (HS) dari swasta. Juliari diduga menerima suap senilai Rp17 miliar dari "fee" pengadaan bantuan sosial sembako untuk masyarakat terdampak Covid-19 di Jabodetabek.
Baca Juga: Ringankan Beban Masyarakat di Tengah Wabah Virus Covid-19
Baca Juga: Ketua KPK Ingatkan Pentingnya Sinergi Setiap Aparat Lainnya Untuk Berantas Korupsi
