Kekayaan pria asal Medan itu dapat diakui memang faktor keturunan. Kakek Karim ternyata telah mulai merintis PT Musim Mas sejak tahun 1930an. Namun, rintisan itu kecil saja, hanya sebuah pabrik sabun rumahan bernama Nam Cheong.
Sebagai keturunan seorang pengusaha, Karim digembleng seakan-seakan ia adalah orang tidak berada. Karena memang punya tugas melanjutkan bisnis keluarga.
Sepeninggalan sang kakek pada 1972, Nam Cheong lantas dilimpahkan kepada Anwar, ayah dari Karim. Tugas Anwar tidak banyak, Anwar hanya terus menerus mendidik anaknya agar ketika harus menjadi pimpinan bisnisnya, ia tak gagap lagi dengan situasi.
Karim muda selalu diajak mengikuti rapat dewan direksi, diajak masuk kantor, hingga diajarkan bagaimana menjadi seorang operator produksi. Semua hal sudah diupayakan oleh sang ayah demi kecerdasan anaknya.
Karena kebiasaan itu, ia tak lagi kaget dengan dunia bisnis, kendati baru berusia 20an tahun. Setelah pendidikan karakter yang diberikan sang ayah, Karim lalu diberi kepercayaan untuk melanjutkan Nam Cheong.***