Deddy Corbuzier Mempertanyakan Sensor Terhadap Sandy Tupai, Jawaban Ketua KPI Mengejutkan

- 10 September 2021, 17:11 WIB
Deddy Corbuzier menanyakan ketua KPI, Agung Suprio terkait kasus dugaan perundungan dan pelecehan seksual yang terjadi di lembaganya.
Deddy Corbuzier menanyakan ketua KPI, Agung Suprio terkait kasus dugaan perundungan dan pelecehan seksual yang terjadi di lembaganya. /Tangkapan layar Youtube Deddy Corbuzier

EDITORNEWS - Deddy Corbuzier mempertanyakan ini di dalam pertemuan podcast dengan Ketua pusat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio beberapa waktu.

Seperti biasa Deddy Corbuzier mewakili rasa penasaran terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat menyangkut dengan fungsi dan kinerja institusi KPI.

Dalam bincang tersebut Deddy Corbuzier menyinggung film kartun anak ada juga yang di sensor, diblur.

Tokoh Sandy Tupai dalam film kartun Spongeboob pada penayangannya diblur atau dikaburkan.

Baca Juga: Simak 7 Tips Memasak Bagi Ibu Rumah Tangga Terutama Wanita Karier

Ternyata KPI tidak pernah melakukan perintah itu.

"Kita gak pernah nge blur ya, kita tidak pernah perintah nge blur, ya gua juga pernah jelaskan ke banyak pihak bahwa bukan kita yang nge blur," kata Agung Suprio.

KPI hanya memberikan rambu, agar tayangan layak untuk ditonton publik, karena di dalamnya juga ada anak-anak.

"Kita pengen TV kita kayak TV streaming, terus menyalahkan KPI, ya gak bisa," kata Agung.

"Kita hanya bisa kasih rambu, itu saja,".

Baca Juga: Viral! Petugas Parkir Hotel Tak Sengaja Menambrak Mobil Mewah Milik Penginap, Alhasilnya Bikin Takjub

"Misalnya ada tayangan yang berdarah darah dan itu menakutkan dan lu gak blur, itu salah," ucap Agung Suprio menjelaskan.

"Itu salah, karena itu tayang di jam tayang anak dan membuat anak trauma, misalnya begitu, ngerti gak maksud gua," ujar Agung.

Jadi yang melakukan blur dan sensor itu adalah pihak TV sendiri, mereka yang tahu aturan dan batasan kelayakan suatu film dan acara, layak tayang atau tidak sesuai rambu dari KPI.

Selain itu Deddy Corbuzier juga mengungkapkan keprihatinan banyak orang tentang sedikitnya tayangan kartun untuk anak-anak.

"Apakah KPI bisa meminta TV untuk memperbanyak film kartun untuk anak karena banyak pertanyaan tentang itu dari orang," kata Deddy.

"Kembalikan film kartun untuk anak-anak kenapa isinya sinetron doang," ujar Deddy

"Ya, saya pernah berdiskusi dengan stasiun TV, menanyakan kenapa kok TV jarang menayangkan kartun Indonesia," ujar Agung.

Baca Juga: Viral! Petugas Parkir Hotel Tak Sengaja Menambrak Mobil Mewah Milik Penginap, Alhasilnya Bikin Takjub

Kebanyakan film kartun yang sekarang adalah kartun buatan luar yang disulih suarakan ke bahasa Indonesia.

"Stasiun bilang kalau dia produksi kartun sendiri itu biaya mahal banget, padahal orang yang bisa buat kartun di Indonesia gak kalah jago, banyak banget," ujar Ketua KPI ini.

Agung menjawab alasan stasiun TVtidak produksi film kartun sendiri ternyata lebih murah bagi stasiun untuk membeli film yang sudah jadi, sudah ada text dan sulih suaranya.

"Lu tahu gak Bro, film Upin-Ipin itu disubsidi oleh pemerintah," kata Agung Suprio.

"Oh iya..?, artinya film Upin Ipin itu sebuah propaganda ya..," ungkap Deddy Corbuzier.

"Iya propaganda pada akhirnya," kata Agung.

Akhirnya menurut Ketua KPI, Agung Suprio bahwa  kita harus membicarakan tentang strategi kebudayaan dalam artian luas dalam menyikapi masalah ini.

KPI tidak bisa memaksa pada stasiun TV  untuk pada jam tayang anak, stasiun TV untuk produksi film kartun bukan sinetron.***

Editor: Liston


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x