Dari Hasil Studi WHO: Kelelahan dalam Bekerja bisa Memicu Terkena Penyakit yang Dapat Merenggut Nyawa

- 19 Mei 2021, 10:11 WIB
Pembatasan kapasitas pekerja kantor juga akan diberlakukan selama pembatasan sosial.
Pembatasan kapasitas pekerja kantor juga akan diberlakukan selama pembatasan sosial. /unsplash/Arlington Research

EDITORNEWS - Pekerjaan merupakan salah satu usaha yang dilakukan banyak orang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

Sebagai seorang tenaga kerja, kita sering dihabiskan waktu di tempat kerja seperti kiasan bangun untuk kerja dan pulang untuk istirahat.

Itu memang benar kita juga harus bisa membagi waktu untuk kerja istirahat dan ibadah karena itu merupakan tugas yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Namun perlu diwaspadai kurangnya istirahat dapat memicu terkena penyakit yang dapat merenggut nyawa seperti yang diutarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Baca Juga: Seluruh Direksi Kimia Farma Diagnostik di Pecat Akibat Alat Uji Bekas

Ditahun 2016 silam terlampir dalam sebuah jurnal Environment International menunjukkan bahwa 745 ribu orang meninggal karena stroke dan penyakit jantung.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya jam istirahat dan terlalu banyak memikirkan sesuatu masalah hingga membuat stres dan daya tahan tubuh melemah dengan mudahnya penyakit masuk kedalam tubuh.

WHO menambahkan jika bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya yang serius bagi kesehatan dan dapat jadi pembunuh.

Bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya kesehatan yang serius, ujar Maria Neira selaku Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Apresiasi Perayaan Idul Fitri dan Kenaikan Yesus Kristus Secara Bersamaan di Indonesia

Halaman:

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah