Buntut Dugaan Manipulasi Saham, Kantor Perusahaan SM Entertainment Digrebek Polisi

19 April 2023, 20:57 WIB
SM Entertainment dan Kakao /editornews.id/

EDITORNEWS.ID – Kantor perusahaan SM Entertainment di grebek oleh polisis Layanan Pengawasan Keuangan pada Selasa 18 April 2023 di kantor SM Entertainment di Seongsu-dong di Seoul.

 

SM Entertainment di grebek setelah mendapatkan tuduhan serupa seperti yang dilayangkan ke Kakao Entertainment.

Pada tanggal 6 April 2023, Layanan Pengawasan Keuangan dilaporkan telah melakukan penggeledahan di Kantor Kakao Entertainment.

Penggeledahan di kantor Kakao tersebut merupakan buntut dari dugaan manipulasi saham yang dilakukan oleh Kakao selama proses akuisisi saham SM Entertainment.

Baca Juga: Jelang Lebaran Idul Fitri 2023, e-Grocery Sayurbox Dikabarkan akan Kembali PHK Karyawan

Fakta yang mengejutkan lainnya adalah pengakuan dari pihak berwenang yang mengatakan bahwa selama penggrebekan mereka telah mengamankan satu batang bukti penting terkait kasus ini.

Hal ini bermula ketika terjadi perang uang antara dua perusahaan industri hiburan raksasa Korea berselisih untuk memperebutkan saham SM Entertainment.

HYBE yang merasakan keganjilan selama proses akuisisi tersebut kemudian mengajukan mengajukan keluhan kepada Layanan Pengawasan Keuangan.

HYBE mengklaim bahwa kekuatan tertentu mengganggu penawaran tender yang mereka lakukan dengan menaikkan harga saham SM selama akuisisi SM Entertainment.

Sebagai informasi, dikutip dari salah satu sumber pada 28 Februari 2023, Kakao dan Kakao Entertainment membeli 4,43 saham yang dikeluarkan SM Entertainment dengan total 1.054.341 saham. Ini adalah sepertiga dari volume perdagangan saham SM Entertainment pada saat itu.

Meskipun HYBE telah melakukan penawaran tender sebesar 120.000 won (sekitar Rp1,3 juta) per saham pada saat itu, harga saham ditutup pada 128.000 won (sekitar Rp1,4 juta). HYBE gagal membeli saham karena tidak memenuhi harga pasar.

Kemudian HYBE meminta FSS untuk menyelidiki Kakao dan Kakao Entertainment. Permintaan itu lahir karena HYBE mengklaim bahwa mereka telah mencoba menghalangi pembelian publik dengan menaikkan harga saham. Kasus tersebut diserahkan ke kejaksaan, dan penyelidikan atas perdagangan saham yang tidak adil dibuka.***

Editor: Sylvia Hendrayanti

Tags

Terkini

Terpopuler