Sejak zaman baheula atau masa lalu, sebahagian masyarakat Indonesia menganggap peranan pawang hujan penting untuk menyelamatkan acara dari curahan hujan.
Seperti yang juga pernah terjadi saat pergantian tahun 2013 ke 2014 di Jakarta atau tepatnya perayaan pesta Night Festival.
Masyarakat Jakarta dan sekitarnya menyemut sepanjang Bunderan Hotel Indonesia hingga Monumen Nasional.
Bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, larut dalam pesta itu. Agar berjalan lancar, Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta turut menggunakan jasa pawang hujan.
Baca Juga: Dampak Negatif Limbah Minyak Terhadap Biota Laut
Harapannya sederhana agar mampu menghalau hujan dan perhelatan bisa berlangsung meriah tentunya.
Sejak kapankah tradisi pawang hujan hadir? DIkutip dari berbagai sumber, Budayawan dan ahli sejarah Betawi dari Lembaga Kebudayaan Betawi, Yahya Andi Saputra, menjelaskan.
Pawang hujan hadir dari tradisi Betawi sejak berabad-abad silam. Penggunaan pawang hujan oleh para pejabat pemerintah dan masyarakat Betawi bukanlah hal aneh.
“Zaman baheula, istilahnya Dukun Rangkeng,” kata Yahya , dilansir dari Tempo, yang terbit pada pergantian tahun 2013-2014 lalu.
Baca Juga: Rekomendasi Makanan Khas Korea yang Enak dan Sehat, Pecinta K-Pop Wajib Coba