"Dukun Rangkeng ini selalu ada di setiap hajatan orang Betawi," ujar Yahya melanjutkan.
Hajat apapun, seperti pernikahan, sunatan, syukuran rumah baru, Dukun Rangkeng pasti dilibatkan.
"Sosok dukun ini, sudah menjadi semacam kesatuan dengan setiap upacara adat Betawi," katanya
Alumnus Jurusan Sejarah Universitas Indonesia itu menjelaskan, alasan pawang hujan disebut sebagai Dukun Rangkeng.
"Karena saat menjalankan ritualnya, sang dukun duduk di dalam sebuah kerangkeng bambu," ucapnya.
Baca Juga: Bercita - cita Ingin Pergi ke Korea Selatan? Intip Dahulu Tradisi dan Budaya Nya yang Unik
"Dia biasanya melakukan ritual di dalam kamar yang ditutup rapat," katanya lagi.
Dalam ritual itu, pemilik hajat harus menyajikan sejumlah sesajen.
Yakni kopi pahit dan kopi manis, kembang tujuh rupa, telur ayam kampung, aneka jajanan pasar, hingga pendupaan.
Selama melakukan ritual, sambung Yahya, semua sesajen tersebut disimpan di dalam kerangkeng bersama sang dukun yang merapalkan mantra.