Awal Mula KDRT, Waspadai Fenomena Love Bombing

- 14 Oktober 2022, 20:46 WIB
Ilustrasi KDRT
Ilustrasi KDRT /laman mui.or.id

EDITORNEWS.ID - Jatuh cinta memang membuat semua hal tentang si dia menjadi semua. Namun, bisa saja hal tersebut ternyata adalah perilaku love bombing yang berbahaya. Meski terkesan romantis, perhatian, dan mau memberikan segala sesuatu, tapi kamu tetap perlu waspada.

Menurut terapis Sasha Jackson, LCSW, love bombing adalah seseorang yang memberikan perhatian, kekaguman, dan kasih sayang yang berlebihan dengan tujuan membuat penerima merasa tergantung dan berkewajiban kepada orang tersebut. Taktik mengerikan ini sering digunakan oleh para narsisis, pelaku kekerasa, dan bahkan penipu.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Pskolog, bahaya love bombing bisa menyebabkan seseorang merasa bingung dan terkekang. Penerima akan jadi bertanya-tanya apakah yang dialami ini memang bentuk kasih sayang atau perilaku yang mengganggu. Umumnya, love bombing terjadi pada fase awal sebuah hubungan, yaitu ketika masa pendekatan alias PDKT.

Tindakan love bombing ini sering ditemukan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Pasangan akan bersikap sangat romantis dan dramatis setelah melakukan kesalahan atau melakukan kekerasan, seperti menyatakan bahwa dia sangat mencintaimu dengan tujuan agar kamu tetap menjalin hubungan dengannya.

Baca Juga: Baim Paula Melakukan Aksi Prank Berlebihan, Inilah Asal-usul Tradisi Prank

Menurut psikolog, Dianne Grande Ph.D., dari Psychology Today, ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang mengembangkan perilaku love bombing. Beberapa faktornya adalah bermula dari budaya kasih sayang yang ekspresif dalam keluarga, kesepian, keinginan untuk mempunyai hubungan yang berkembang dengan cepat, dan juga memiliki hasrat untuk memanipulasi, memengaruhi, atau mengambil keuntungan.

Berikut adalah sejumlah tahapan perilaku love bombing yang bisa kamu perhatikan:

1. Idealisasi

Pada tahap pertama, pelaku love bombing akan menyanjungmu di atas segalanya. Dia bahkan akan mengirimkan pesan, telepon, dan mengirimkan hadiah tanpa alasan. Hal ini bisa membuat si penerima merasa bahwa segalanya terjadi terlalu cepat.

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x