Network
EDITORNEWS.ID - Akhir-akhir ini warganet digemparkan oleh aksi-aksi prank yang dianggap sudah kelewatan batas. Aksi prank ini sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para Youtuber untuk dijadikan sebagai sebuah hiburan. Namun, aksi prank yang terlalu berlebihan justru bisa merugikan orang lain.
Fenomena prank ini sebenarnya sudah ada dari dulu. Prank bersumber pada kata "practical joke" atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia berarti "lelucon praktikal atau terapan". Prank bisa dijabarkan menjadi sebuah trik nakal yang dilakukan pada seseorang dan membuat korban merasa malu, kebingungan, hingga rasa tidak nyaman.
Sejumlah literatur juga mengaitkan asal-usul prank dengan sejarah perayaan April Mop. Menurut versi yang diangkat oleh National Post, prank lahir pada penghujung abad ke-13, tepatnya tahun 1392.
Pada masa itu, legenda literatur asal Inggris, Chaucer menulis sebuah kisah tentang rubah nakal yang mengecoh orang-orang dengan menambahkan tanggal di bulan Maret hingga hari ke-32. Kisah itu ditulis Chaucer dalam bukunya yang berjudul The Canterbury Tales.
Baca Juga: Edan, Oknum Guru SMP di NTB Cium Siswinya di Dalam Kelas
Banyak orang meyakini maksud lelucon Chaucer sebagai cara untuk menyambut tanggal 1 April. Dalam versi lain, April Mop diyakini lahir pada abad ke-16. Tepatnya, ketika kalender Gregorian diperkenalkan.
Terlepas dari perdebatan kapan April Mop mulai dirayakan. Terdapat prank tertua yang pernah tercatat dalam era Kekaisaran Romawi Elagabalus. Arkeolog Australia Warwick Ball mencatat kisah Elagabalus yang memerintah pada tahun 218 hingga 222 itu dalam karya tulisnya, Rome in the East: The Transformation of an Empire.
Warwick bercerita tentang sisi kelam Elagabalus sebagai seorang tiran berdarah dingin yang senang berpesta pora. Elagabalus dikisahkan pernah mencekik tamunya dalam sebuah makan malam bersama. Namun, disisi lain, Elagabalus juga punya sisi humor.
Baca Juga: Irjen Teddy Minahasa Menunggu Sertijab Sebagai Kapolda Jatim Keburu Ditangkap Terkait Narkoba
