EDITORNEWS.ID - Tepat hari ini, atau 14 Juli 2022 diperingati sebagai "Hari Pajak" oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Namun siapa sangka, ternyata PSMS Medan pernah punya hubungan yang sangat erat dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Hal ini terungkap dari keterangan pengamat sepak bola Kota Medan, Indra Efendi Rangkuti, yang coba dikisahkannya kepada awak media.
Menurut Efendi Rangkuti, seusai membawa PSMS Medan lolos hingga Semifinal AFC Champions Cup 1970 di Teheran, bintang–bintang Timnas yang tadinya dikontrak klub anggota PSMS yaitu Pardedetex, seperti Soetjipto Soentoro, Iswadi Idris, Abdul Kadir, Jacob Sihasale, Max Timisela dan lainnya kembali ke klub asal mereka.
Baca Juga: PSMS Kembali Takluk dari Tim Amatiran, Tak Berkutik Walau Dapat Dukungan Gubernur Edi
Sebelum akhirnya pindah ke Medan dan Ipong Silalahi, hijrah ke PSL Langkat kecuali Anwar Ujang dan anak-anak Medan yang tetap bertahan.
Selain itu T.D Pardede yang sejak 1969–1970 menjadi manajer sekaligus bertanggung jawab mendanai PSMS dan Timnas memutuskan mundur sejenak dan fokus mengurus bisnis dan usaha yang dikelolanya.
Keadaan ini membuat PSMS berada dalam posisi sulit karena tidak ada yang mau menjadi manajer dan mendukung pendanaan PSMS menuju Kejurnas PSSI 1971.
Pada akhirnya Ketua Umum PSMS M.H Sinaga merasa lega karena tokoh–tokoh sepakbola dari Kanwil DJP Sumbagut yang aktif membina klub anggota PSMS Perisai tampil menjadi penyelamat.
Baca Juga: PSMS Temui Wali Kota Medan, Ini Ungkapan Bobby Nasution
Mereka bersedia menjadi penanggung jawab PSMS untuk menghadapi Kejurnas PSSI 1971 tersebut.
"Tokoh-tokoh tersebut adalah Ibu Moen Sarwono yang menjadi Chief De Mission dan Bapak Affan Ahmad yang menjadi Manajer," ujar pengamat olahraga Kota Medan, Indra Efendi Rangkuti, Kamis 14 Juli 2022.
Masih menurut kenangan yang diingat Indra Efendi Rangkuti, mereka juga dibantu oleh beberapa tokoh lain dari DJP seperti Bachrumsyah Nasution, Muslimin, Harmaini Hasan serta tokoh lain tampil menjadi pengelola PSMS di Kejurnas PSSI 1971.
"Keterlibatan mereka ini akhirnya berbuah manis dengan keberhasilan PSMS meraih Juara Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI 1971," ujar Indra lagi.
Baca Juga: Ternyata Hingga Saat Ini Klub Tak Mengakui PT KMI, Ada Apa dengan PSMS?
Gelar juara ini merupakan ketiga kalinya secara beruntun dan PSMS Medan menjadi Juara setelah sebelumnya menjadi Juara pada 1967 dan 1969.
PSMS juga menjadi klub pertama sesudah Indonesia Merdeka yang menjadi Juara Kejurnas PSSI 3 kali berturut – turut.
Keterlibatan pihak DJP terus berlanjut membina PSMS pada tahun – tahun berikutnya.
Apalagi kemudian beberapa bintang utama PSMS Medan bergabung dengan klub binaan DJP yang juga menjadi klub anggota PSMS yaitu Perisai seiring diterimanya mereka menjadi PNS di DJP.
Pemain–pemain tersebut antara lain : Yuswardi, Tumsila, Nobon, Parlin Siagian, Wibisono, Saleh Harahap, Sakirman Saswa,Taufik Lubis, Amansyah Harahap dll.
Baca Juga: PSMS Kembali Takluk dari Tim Amatiran, Tak Berkutik Walau Dapat Dukungan Gubernur Edi
"Selain yang menjadi PNS di DJP Perisai juga melahirkan beberapa bintang PSMS antara lain Chaerul San Siregar, Arapen Sembiring, Benny Van Breukelen, Fidel Ganis Siregar, Musimin, Hamdardi, Azhary Rangkuti, Subono AT dll," ucap Indra.
Selain Perisai, sabung Indra, DJP juga membina klub Teras dan melahirkan beberapa bintang ternama antara lain alm.Ricky Yacob, Toyo Haryono, Zein Harahap dan Jampi Hutauruk serta beberapa bintang lainnya.
"Jadi untuk Medan kejayaan PSMS Medan tidak bisa dipisahkan dari peran serta DJP lewat 2 klub binaannya yaitu Perisai dan Teras," katanya.
Demikian juga peran para pegawai DJP dalam mengurus PSMS seperti Affan Ahmad, Moen Sarwono, Pak Bachrumsyah Nst, Muslimin, Harmaini Hasan, Asril Djohan dan lainnya.***