WHO Keluarkan Izin Darurat Penggunaan 7 Vaksin COVID-19

- 22 Januari 2021, 14:42 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pexels.com/Nataliya Vaitkevich

EDITORNEWS - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk tujuh vaksin COVID-19 dari beberapa negara dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, demikian isi sebuah dokumen internal yang terbit Rabu 20 Januari.


Tujuh vaksin COVID-19 yang akan menerima EUA dari WHO tahun ini masing-masing dibuat oleh AstraZeneca Plc, Serum Institute of India, SK Bioscience, Moderna, Johnson & Johnson, Sinovac Biotech, dan Sinopharm.

Langkah itu dilakukan demi mempercepat penyaluran vaksin COVID-19 ke negara-negara miskin.

Baca Juga: Afrika Selatan Beli Vaksin AstraZeneca Lebih Mahal Dibanding Negara Lain 

Baca Juga: Kepolisian Inggris Temukan Kebun Ganja Dekat Bank Sentral 

Baca Juga: Dubes Taiwan Hadiri Pelantikan Joe Biden Secara Resmi Untuk Pertama Kalinya

COVAX, skema pengadaan vaksin global yang digerakkan salah satunya oleh WHO, berencana menyalurkan sekitar dua miliar dosis vaksin COVID-19 ke seluruh negara anggotanya tahun ini dan 1,3 miliar di antaranya akan dikirim ke negara-negara miskin.

Namun, COVAX kesulitan mengamankan persediaan vaksin karena kurangnya ketersediaan dana, sementara negara-negara maju telah meneken kontrak pembelian dalam jumlah banyak untuk diri mereka sendiri.

Di tengah persaingan mengamankan persediaan vaksin, izin penggunaan darurat jadi salah satu cara mengonfirmasi keampuhan dan keamanan vaksin, serta untuk meningkatkan produksi.

Akan tetapi, banyak negara miskin bergantung pada rekomendasi WHO karena mereka memiliki kapasitas evaluasi vaksin yang terbatas.

Baca Juga: Bandingkan SBY dan Jokowi, Ruhut Sitompul: Seperti Nyetir Mobil Jangan Hanya Liat Spion 

Baca Juga: Konten K-pop Universe akan Hadir Diperangkat Seluler

Oleh karena itu, WHO "mempercepat" pemberian izin pakai darurat, demikian isi laporan internal COVAX yang diperlihatkan ke Reuters.

Menurut isi dokumen itu, WHO berencana mengeluarkan izin pakai darurat untuk vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh AstraZeneca dan Serum Institute of India (SII) pada Januari atau Februari 2021. Sementara itu, vaksin yang diproduksi di Korea Selatan oleh SK Bioscience akan menerima izin pakai darurat paling cepat pada minggu kedua Februari 2021.

Badan pengawas obat-obatan biasanya memberi izin terhadap vaksin yang dibuat di beberapa tempat berbeda.

Direktur Utama SII Adar Poonawalla minggu lalu mengatakan ia berharap izin EUA WHO akan keluar dalam "satu sampai dua minggu ke depan".

Baca Juga: Afrika Selatan Beli Vaksin AstraZeneca Lebih Mahal Dibanding Negara Lain 

Baca Juga: Agus Pambagio: Kebijakan PPKM Jawa-Bali Tidak Efektif untuk Kemajuan Ekonomi

AstraZeneca belum menanggapi isi laporan tersebut, sementara SK tidak mengetahui jadwal pemberian EUA WHO.

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca bersama Oxford University telah mendapatkan izin pakai darurat di Inggris. Namun, vaksin itu belum mendapatkan UAE dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.

COVAX telah meneken kontrak pembelian vaksin dengan AstraZeneca dan SII untuk kurang lebih 400 juta dosis vaksin, serta beberapa ratus juta dosis lainnya. Walaupun demikian, jadwal distribusi vaksin ke negara-negara anggota masih belum jelas.

Vaksin buatan Barat

WHO telah memberikan izin pakai darurat untuk vaksin COVID-19 buatan Pfizer bersama perusahaan farmasi Jerman, BioNTech, pada akhir Desember 2020.

Beberapa pejabat di WHO mengatakan mereka masih berusaha menyepakati isi kontrak pembelian vaksin dengan Pfizer, yang telah menjual ratusan juta dosis vaksinnya ke beberapa negara maju.

COVAX awalnya tidak memasukkan vaksin buatan Pfizer/BioNTech ke dalam daftar pembeliannya.

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x