Erupsi Gunung Semeru yang meluncurkan guguran awan panas yang mengarah pada Besuk Kobokan menyebabkan tertimbunnya sejumlah alat berat dan kendaraan milik penambang pasir yang berada di jalur DAS yang dilewati lahar panas tersebut.
 
 

Satu orang dikabarkan hilang yakni operator alat berat di areal pertambangan pasir itu, namun pihak BPBD Lumajang belum bisa memastikan apakah operator alat berat itu tertimbun lahar panas atau berada di tempat lain saat kejadian erupsi Gunung Semeru.

Erupsi Gunung Semeru tentu menjadi aktivitas rutin bagi gunung aktif secara berkala, sehingga warga di lereng gunung pun merasa sudah terbiasa dengan bencana erupsi yang berdampak pada turunnya hujan abu vulkanik tersebut.

Salah seorang warga di lereng Gunung Semeru yang berada di Kecamatan Pronojiwo Tien mengaku mendengar suara gemuruh pada Selasa (1/12) sekitar pukul 03.00 WIB, sehingga ia bersama warga sekitar berbondong-bondong untuk ke luar rumah mencari tempat aman.
 
 
Baca Juga: KPK Tangkap dua orang Tersangka Kasus Penyuapan BAKAMLA

Ia mengaku sudah terbiasa dengan aktivitas Gunung Semeru dan mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi erupsi sehingga sebagian warga menuju ke jalan raya dan ke balai desa setempat yang dinilai aman.

Warga terdekat dengan Gunung Semeru yang berada di Dusun Curah Kobokan dan Dusun Kajar Kuning juga berbondong-bondong untuk menuju tempat yang aman, namun mereka juga tetap menggunakan masker saat keluar rumah karena Kabupaten Lumajang pada akhir November 2020 masuk zona merah COVID-19.

Berdasarkan data BPBD Lumajang, ratusan warga mengungsi di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur yang berada di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dan sebagian di Balai Desa Supiturang.
 
 
Baca Juga: Benny Wenda Nyatakan Sebagai Presiden Interim Papua Barat

Wilayah yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik Gunung Semeru meliputi Desa Supiturang, Oro-oro Ombo, dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro di Kabupaten Lumajang.

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq bersama Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati langsung meninjau lokasi di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang Kec Pronojiwo, serta berkoordinasi dengan petugas Pos Pantau Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru terkait dengan aktivitas Gunung Semeru.

Bupati yang biasa dipanggil Cak Thoriq itu juga meminta agar masyarakat juga mewaspadai saat hujan turun yang sewaktu-waktu bisa meluap akibat lahar panas Semeru yang memenuhi Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan. 
 
Baca Juga: Presiden Pangkas Perpanjangan Libur Akhir Tahun, Mengingat Kasus Covid-19

Thoriq mengimbau masyarakat yang ada di sekitar DAS lahar Semeru untuk waspada apabila hujan turun karena dimungkinkan akan menjadi arus sungai dari lahar Semeru meluas ke pemukiman.

Pemkab Lumajang juga menyiapkan posko pengungsian untuk tempat evakuasi untuk para pengungsi yang terdampak erupsi guguran awan panas Gunung Semeru.

Tenda pengungsian tersebut juga diatur sedemikian rupa dengan kapasitas terbatas karena situasi pandemi COVID-19, sehingga satu tenda yang sebelumnya berkapasitas 50 orang menjadi 30 orang.
 

Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan petugas dan relawan sudah mengevakuasi warga ke lokasi yang aman untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Mitigasi bencana alam juga sudah dilakukan sejak lama, sehingga warga di lereng Gunung Semeru sudah paham apa yang harus dilakukan ketika terjadi erupsi sewaktu-waktu.

BPBD Lumajang juga sudah mendistribusikan sekitar 5.000 masker kepada warga yang terdampak abu vulkanik Gunung Semeru dan stok masker juga disiagakan di posko untuk mengantisipasi permintaan masker warga sekitar.
 
 
Baca Juga: BNN Mewakili Indonesia Dalam Pertemuan ASEAN Senior Official on Drug Matters secara Virtual

"Kami mengimbau masyarakat di lereng Gunung Semeru tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaannya. Saya imbau warga tidak mudah percaya isu yang menyesatkan dari sumber yang tidak jelas terkait aktivitas Gunung Semeru," katanya.

Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan. Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.***