EDITORNEWS - Selama menjalankan ibadah puasa tentunya diantara kita pernah sahur hanya minum air putih saja apakah memang karena di sengaja atau tidak.
Pada umumnya sahur hanya membaca niat dan menimum air putih saja bisa dikarenakan dua alasan yaitu antara terlambat bangun sahur atau sebelum tidur sudah makan terlebih dahulu.
Lalu bagaimana pandangan menurut pakar gizi jika dalam sehari kita tidak mengkonsumsi makanan hanya memperbanyak minum air mineral saja.
Menyikapi pertanyaan tersebut seorang ahli gizi Mochammad Rizal SGz, mengatakan minum air putih saja saat sahur tak ada masalah, namun saat berbuka wajib penuhi asupan gizi yang tak didapat saat sahur tadi pagi.
Baca Juga: Ikatan Cinta 3 Mei, Nino Curiga pada Surat Hasil Tes DNA, Identitas Reyna Ketahuan?
Dikarenakan selama berpuasa kita kekurangan asupan nutrisi yang membuat tubuh menjadi lemas untuk memulai aktivitas sehari-hari.
Namun hal ini tak dianjurkan bagi kamu yang memang memiliki aktivitas yang cukup berat, misalnya harus mengangkat-angkat barang berat, jadi yang paling baik adalah tetap makan saat sahur.
Dilansir dari Bold Sky, makanan dengan kandungan serat dan air sangat diperlukan tubuh saat makan sahur. Apa saja makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi dan makanan yang sebaiknya dihindari?
Saat sahur, Anda sebaiknya makan makanan yang banyak mengandung protein dan berserat tinggi, seperti ikan, kacang-kacangan, serealia, sayur dan buah.
Baca Juga: Tren Busana Musim Panas Bintang K-Drama, Cocok Dipakai di Indonesia
Selain membuat tubuh lebih lama kenyang makanan jenis ini juga mudah dicerna selain itu, kebutuhan konsumsi cairan dan vitamin dari jus buah segar dapat Anda peroleh.
Selama berpuasa, pola makan berubah dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari sehingga membuat kebutuhan energi berkurang karena kerja organ tubuh menjadi lebih lambat.
Dimana waktu menuju waktu berbuka sekitar 14 jam, sehingga orang kadang berpikir untuk menambah porsi makanan agar kuat selama berpuasa.
Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar. Baik makanan saat sahur maupun berbuka seharusnya memenuhi kebutuhan gizi, bukan sekadar menghilangkan rasa lapar atau demi ketahanan selama berpuasa.***