Warga Tokyo Khawatir Olimpiade Jepang Gagal Diadakan Akibat Keadaan Darurat Yang Dialami

- 9 Januari 2021, 15:10 WIB
Ilustrasi Olimpiade Tokyo Jepang
Ilustrasi Olimpiade Tokyo Jepang /Antara News

EDITORNEWS - Saat Tokyo memberlakukan keadaan darurat kedua pada Jumat, banyak orang percaya bahwa akan sulit, atau tidak mungkin, bagi Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade secara aman.

Pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Maret 2020 memutuskan untuk menunda Olimpiade selama satu tahun karena pandemi COVID-19.

Ajang pertandingan olahraga global tersebut sekarang dijadwalkan akan dimulai dalam waktu kurang dari 200 hari dan berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus.

Baca Juga: Dukung Ramah Lingkungan, Penerapan Teknologi USC Untuk PLTU 

Baca Juga: Presiden Tanzania John Magufuli Meminta China untuk Menghapuskan Sejumlah Utang Negaranya 

Baca Juga: Edy Rahmayadi Meminta Seluruh Tokoh Masyarakat Jadi Pionir Pelaksanaan Vaksinasi

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada Kamis menegaskan kembali niatnya untuk menyelenggarakan Olimpiade.

Namun, jajak pendapat yang dilangsungkan pada Desember oleh stasiun penyiaran publik NHK menunjukkan bahwa sepertiga penduduk Jepang ingin Olimpiade dibatalkan. Mereka khawatir masuknya orang asing dapat menyebabkan lonjakan lebih lanjut dalam kasus COVID-19.

Dalam jajak pendapat yang sama, 31 persen responden memilih agar Olimpiade ditunda lagi. Hanya 27 persen yang mengatakan Olimpiade harus berjalan sesuai jadwal.

Baca Juga: Ada-ada Saja, Fadli Zon dilaporkan ke Bareskrim karena Diduga Like Konten Berbau Pornografi di Twitt

"Menurut saya, ini sulit. Tidak mungkin mengadakan Olimpiade," kata Tatsuhiko Akamasu, 75 tahun, yang mengunjungi Tokyo pada Jumat dari Saitama.

"Hanya dua setengah bulan lagi menuju estafet obor. Saya rasa kita tidak bisa mengendalikan virus selama periode ini."

Estafet obor 121 hari, yang biasanya menandai hitungan mundur ke Olimpiade, akan dimulai di Fukushima pada 25 Maret.

"Menurut saya, kemungkinan besar kami tidak akan mengadakan Olimpiade, dan saya lebih suka pemerintah membuat keputusan untuk membatalkannya," kata Hisashi Miyabe, 74 tahun.

Baca Juga: TREASURE dan Grup Idola K-pop Menjadwalkan Kembali ke Jagat Musik pada Pertegahan Januari

Lebih dari 15.000 atlet dari seluruh dunia diperkirakan akan datang di Tokyo untuk mengikuti Olimpiade.

Bayangan soal gelombang kedatangan para atlet menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka mungkin membawa mutasi baru virus corona ke Jepang.

"Menurut saya, interaksi antara orang-orang akan menyebabkan penyebaran virus corona lebih lanjut, dan kemungkinan besar virus tersebut dapat bermutasi jika jumlah infeksinya meningkat. Saya rasa itu agak menakutkan," kata siswa berusia 23 tahun, Yuki Furusho.***

Editor: Aditya Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x